Tingkatkan Empati di Tengah Pandemi

Tingkatkan Empati di Tengah Pandemi
Ribuan jamaah mengikuti pelaksanaan Salat Id berjamaah pada Hari Raya Idulfitri 1441 Hijriah di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Minggu (24/5), (Analisadaily/Muhammad Saman)

Analisadaily.com, Banda Aceh - Masyarakat muslim khususnya di Provinsi Aceh diajak untuk terus meningkatkan keimanan, ibadah dan empati dengan kepedulian terhadap sesama di tengah kondisi pandemi Corona Virus Disease 2019 yang sedang terjadi saat ini.

Ajakan tersebut disampaikan Prof Dr Al Yasa Abubakar saat menjadi Khatib Salat Ied pada Hari Raya Idulfitri 1441 Hijriah di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Minggu (24/5) pagi.

Salat Id yang diikuti ribuan warga Banda Aceh dan sekitarnya itu berlangsung khidmat. Bertindak sebagai imam salat Ied tersebut Tgk H Munawir Darwis Lc MA.

Menurut Guru Besar UIN Ar-Raniry Banda Aceh ini, walaupun saat ini umat Islam di seluruh dunia merayakan Idulfitri dalam suasana yang luar biasa berada di bawah bayangan wabah Covid-19.

Namun tetap mesti bersyukur karena masih diberikan kesempatan untuk merayakan hari kemenangan ruhani yang telah diperjuangkan selama bulan Ramadan kemarin.

Dijelaskannya, dalam Alquran Surat Al-Ma'arij ayat 20-25 Allah SWT menyebutkan sesungguhnya manusia itu dilahirkan dengan tabiat gelisah dan rakus. Apabila kemalangan menyentuhnya, maka akan berkeluh kesah. Dan apabila nasib baik menghampirinya, maka akan egois dan menjadi kikir.

Namun, tidak demikian halnya dengan orang yang melaksanakan shalat secara benar dan mengakui bahwa dalam hartanya ada bagian tertentu milik orang lain yang membutuhkannya.

"Pada masa pandemi Covid-19 ini, kita benar-benar diuji apakah kita bisa masuk dalam golongan yang dipuji oleh Alquran dalam Surat Al-Ma'arij ayat 20-25 (yang melaksanakan salat dengan baik dan peduli pada lingkungan) atau golongan yang dicela oleh ayat tersebut yakni yang gelisah dan rakus," ujar Prof Al Yasa.

Dijelaskannya, salah satu kunci agar kita bisa masuk dalam golongan yang dipuji, apabila dalam menghadapi musibah Covid-19 ini mampu menumbuhkan dan meningkatkan kepedulian dan empati, bersedia memberi dan berbagi kepada orang dan pihak-pihak yang terkena dampak musibah yang berada di lingkungan sekitar.

"Islam sangat jelas mendorong kita untuk selalu peduli kepada sesama. Kehadiran kita hendaknya selalu bermanfaat bagi sesama. Banyak hadis yang minta agar keberadaan kita di suatu tempat dalam kondisi bagaimana pun, selalu bermanfaat bagi masyarakat," kata mantan Kepala Dinas Syariat Islam Aceh ini.

Ia menambahkan, kalau dalam kondisi kehidupan normal saja dituntut menumbuhkan kepedulian di setiap saat, apalagi suasana keprihatinan sekarang ini dampak pandemi Covid-19, tentu kepedulian lebih meningkat lagi.

"Pandemi ini membuat banyak orang kehilangan mata pencahariannya. Mungkin kita merasa sulit, tetapi ada yang lebih sulit dan susah lagi dari kita. Semua ini menjadi ujian bagi kita semua,” tuturnya.

“Apakah puasa dan ibadah lainnya yang kita jalankan mampu membuka mata hati kita, menyuburkan dan meningkatkan rasa peduli dan empati kepada sesama. Atau sebaliknya, ritual kita selama bulan Ramadan ini hanya berbuah haus dan dahaga belaka," sambungnya.

Prof Al Yasa mengungkapkan, pandemi ini tidak hanya membawa bencana kesehatan, tetapi ikut memengaruhi semua bidang kehidupan. Termasuk pengamalan ibadah fardu berjamaah. Bahkan, ibadah haji pun belum tentu bisa dilaksanakan. Semua gamang menghadapinya karena tidak punya contoh dari masa lalu.

"Kita tahu wabah ini sudah masuk ke Aceh, tapi belum merebak di daerah kita. Tapi pengaruhnya kepada ekonomi telah terasa berat, sehingga memerlukan empati, solidaritas dan kesetiakawanan sosial yang tinggi. Belum dapat kita bayangkan betapa berat beban yang mesti kita pikul sekiramya wabah ini betul-betul datang dan menyebar di tengah masyarakat kita," jelasnya.

Adanya potensi penyebaran ini, lanjut Prof Al Yasa, menjadikan kita semua wajib berjaga - jaga. Salah satu cara efektif untuk itu yang dianjurkan oleh Pemerintah adalah mengikuti protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dalam semua kegiatan keseharian.

Dalam pelaksanaan Salat Id tersebut di Masjid Raya Baiturrahman, jamaah memakai masker sesuai anjuran sebelumnya agar setiap jamaah yang ingin salat Ied di masjid tersebut diharuskan memakai masker guna mencegah penyebaran Covid-19.

Sebelum memasuki masjid, para jamaah juga diperiksa suhu tubuhnya boleh aparat kepolisian dan TNI.

Meski demikian, salat Ied di masjid raya tersebut, dalam shaf antar jamaah tetap rapat dan tidak mengatur jarak fisik (physical distancing) seperti yang dianjurkan oleh pemerintah dalam mencegah penyebaran Covid-19.

(MHD/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi