Mantan Baret Biru Meredam Kegalauan di Tengah Pandemi

Mantan Baret Biru Meredam Kegalauan di Tengah Pandemi
Polmas Kampung Bundar, Polsek Karang Baru, Aipda Riduwan memberi cairan hand sanitizer kepada warga yang akan mengambil BLT demi menjalankan SOP antisipasi penyebaran Covid-19, Jumat (26/6). (Analisadaily/Dede Harison)

Analisadaily.com, Karang Baru - Personel Polisi Masyarakat (Polmas) itu terus melakukan kegiatan produktif di kampung berpenduduk ribuan kepala keluarga (KK) itu. Lewat perannya sebagai polisi pembina tingkat kampung, dia berusaha ikut andil dalam mensosialisasikan protokol kesehatan kepada masyarakat.

Mulai dari membagi-bagikan masker, bahan pangan pokok, penyemprotan disinfektan, gotong royong hingga pembagian bantuan langsung tunai (BLT) anggaran dana desa (ADD). Dia mengawal berbagai kegiatan itu dengan tetap menerapkan standar operasional prosedur (SOP) antisipasi Covid-19.

“Saya baru saja selesai mengawal jalannya pembagian BLT hari ini. Pembagian sudah berlangsung tiga hari di Kantor Datuk Penghulu (kepala desa) Kampung Bundar. Hari ini yang terakhir, kata anggota Bhayangkara Pmbina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Kampung Bundar Polsek Karang Baru, Aipda Riduwan, menjawab Analisadaily.com, Jumat (26/6).

Pengamanan pembagian BLT ADD tahap 3 pada Juni ini merupakan kegitan teranyar Riduwan. Warga penerima manfaat BLT Kampung Bundar lebih dari 100 KK. Untuk menghindari keramaian dan kontak fisik, proses pembagian BLT dilakukan dengan menerapkan jaga jarak (physical distancing). Dalam konteks kamtibmas, dia juga mampu menetralisir potensi kericuhan saat pembagian BLT seperti terjadi di kampung lain.

Pembagian BLT berjalan lancar tanpa kendala. Memang ada juga warga yang tidak memperoleh bantuan, sempat ribut-ribut tapi masih bisa kita beri pemahaman. Setiap penerima BLT juga wajib mengenakan masker dan mencuci tangan atau memakai pembersih tangan (hand sanitizer) sebelum masuk kantor desa, terangnya.

Kampung Bundar berlokasi di pusat pemerintahan Kabupaten Aceh Tamiang dengan penduduk terbanyak, yaitu mencapai 1.500 KK atau sekitar 4.000 jiwa. Menjadi Bhabinkamtibmas di wilayah khusus dengan beragam suku masyarakat tentu berat. Salah satunya ialah rawan terjadi gesekan kamtibmas.

Bahkan, menurut Riduwan, seorang polmas di salah satu desa di Kecamatan Bandar Pusaka, sempat terkejut, nyaris tak percaya, saat mengetahui bahwa jumlah KK yang dibina Riduwan sebanding dengan jumlah penduduk Kecamatan Bandar Pusaka.
Siap 24 jam.

Diungkapkannya, polmas tidak hanya dituntut luwes berkomunikasi, tapi juga harus siap 24 jam terlibat dalam setiap kegiatan dan menyelesaikan persoalan yang terjadi dalam masyarakat. Apalagi bagi Kampung Bundar. Baik hal positif, apalagi negatif, pasti langsung disorot kepala daerah dan unsur Forkopimda karena jaraknya yang berdekatan dengan pusat pemerintahan.

Selama saya diberi tugas Polmas Kampung Bundar, ponsel saya aktif 24 jam untuk masyarakat. Siap mendampingi datuk (kades). Walaupun sudah lepas dinas dan tidak tidur, saya ikut, ujar ayah dua anak ini.

Bupati Aceh Tamiang, Mursil didampingi Camat Karang Baru, Polmas dan Datuk Penghulu Kampung Bundar melakukan sosialisasi dana BLT ADD yang harus dimanfaatkan untuk keperluan produktif di masa pandemi Covid-19, Jumat (26/6). Ananlisadaily/Dede Harison
Aipda Riduwan dipercaya menjadi Bhabinkamtibmas Kampung Bundar sejak November 2019. Sebelumnya, dia bertugas sebagai Kanit Provos Polsek Bendahara. Pria kelahiran 1981 ini menyatakan, tidak ada kesulitan antara tugas sebagai personel provost dan bhabinkamtibmas.

Namun, diakuinya, tetap ada perubahan dan membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri. Tapi, dia mengaku selalu menikmati setiap pekerjaan dan menganggapnya sebagai pengalaman.

Biasanya sebagai anggota Provos, kita ikut apel, mengatur pakaian, perlengkapan dan disiplin tugas. Ini tiba-tiba menjadi orang yang dituakan di kampung, tutur suami anggota Polwan Bripka Elisa Amelia ini.

Berbeda saat menjadi provost yang terkesan sangar, Aipda Riduwan berubah humanis bisa menjadi pengayom sesuai perintah Surat Telegram Kapolri, Jenderal Pol Drs Idham Azis MSi, Kapolda Aceh, Irjen Pol Drs Wahyu Widada MPhil, Kapolres Aceh Tamiang, AKBP Ari Lasta S.IK dan diteruskan kepada Kapolsek Karang Baru, Iptu Tarmidi terkait pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (Harkamtibmas) di masa pandemi Covid-19.

Kita tidak boleh bertindak keras dengan kondisi pandemi saat ini. Dalam bertugas saya selalu ingat petuah yang disampaikan bapak saya, yaitu, jasa tak terhimpun, dosa tak terampun. Maknanya, di mana pun kita ditugaskan harus mencari dan berbaur dengan masyarakat, ungkapnya.

Dengan rendah hati polisi lulusan sarjana hukum ini mengaku belum memiliki prestasi apapun di bidang Polmas. Tapi mantan personel baret biru tersebut tak patah arang. Dia berusaha agar lebih diterima masyarakat dengan selalu mengikuti kegiatan di kampung.

Dukungan keluarga

Di sisi lain, ungkapnya, menjadi mediator masyarakat di tengah kondisi pandemi Corona saat ini tentu muncul kekhawatiran baik pribadi maupun keluarga. Tapi dia merasa beruntung memiliki istri dari satu profesi.

"Kekhawatiran keluarga pasti ada. Cuma saya bersyukur istri saya anggota Polri juga sehingga dia pasti tahu tugas dan tanggung jawab polisi. Tapi, dia selalu memberi semangat dan nasihat untuk menjaga kesehatan dan mengikuti SOP. Intinya, lillahi taala saja," ucap Riduwan yang juga anak seorang anggota Polri itu.

Menuju adaptasi tatanan kehidupan baru yang terus digaungkan, Bhabinkamtibmas Kampung Bundar ini mengajak masyarakat untuk lebih waspada, menjaga kesehatan diri dan keluarga, mengikuti anjuran pemerintah, seperti mengenakan masker, jaga jarak dan sering cuci tangan.

Karena kita akan menghadapi pola hidup normal baru, yang bisa jadi jadi manusia akan hidup berdampingan dengan virus tersebut, ajaknya.

Mampu redam masalah

Kepala Seksi Kesejahteraan Masyarakat (Kasi Kesra) Kampung Bundar, T Isandana alias Popon menyatakan, di tengah pandemi virus corona banyak hal sudah dilakukan bersama Bhabinkamtibmas Riduwan dan relawan. Di antaranya, pembagian BLT tahap 1-3 berlangsung kondusif. Kemudian, melakukan penyemprotan disinfektan ke seluruh rumah warga, gedung pemerintah termasuk asrama Kompi Khusus Raider 111/KB wilayah Kampung Bundar.

Dipaparkan, meski baru delapan bulan menjadi bhabinkamtibmas, Aipda Riduwan mampu menyelesaikan setiap yang muncul di kampung, seperti keributan saat pembagian BLT akibat ketidakpahaman warga. Ketidakpahaman itu, misalnya, warga yang sudah masuk program keluarga harapan (PKH) dan bantuan sosial tunai (BST) yang dibagikan lewat kantor pos, tentu tidak lagi mendapat bantuan lewat BLT ADD.

Demikian juga aparatur sipil negara (ASN) dan keluarga mampu. Seluruh data calon penerima BLT Kampung Bundar, terang Popon terpaksa diverifikasi ulang agar tidak ganda dan bisa tepat sasaran.

“Jumlah penerima BLT Kampung Bundar sebanyak 109 KK. Pernah ada keributan protes dari warga yang tak mendapat bantuan. Tapi, kericuhan itu bisa cepat dicegah berkat bantuan Pak Polmas kita,” ujarnya.

Untuk kegiatan produktif sektor pertanian dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) penghasilan tambahan warganya di tengah dampak virus corona, Popon mengaku warganya tidak punya lahan luas untuk bertani. Karena, selain perumahan, wilayah Kampung Bundar adalah kompleks perkantoran Pemkab Aceh Tamiang.

Namun, upaya pencegahan penularan Covid-19 yang sudah dilakukan pihak kampung bersama Bhabinkamtibmas dinilai efektif. Sejauh ini kasus orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), positif maupun meninggal akibat virus corona masih nihil di kampung multietnis tersebut.

Diceritakannya, pernah ada seorang warga dinyatakan positif Covid-19. Tapi, dia bukan penduduk Kampung Bundar. Dia santri yang baru pulang dari Jawa dan pernah tinggal di rumah pamannya di Dusun Kampung Banjir. Sempat juga salat berjemaah di Masjid Kampung Bundar.

Itulah yang membuat kami semua dan Polmas panik. Tapi ternyata dia (pasien) bisa sembuh dan hasil swab-nya negatif, kisahnya.

Warga Kampung Bundar, Bambang Supriyanto menambahkan, kasus positif Covid-19 yang pernah mampir di Kampung Bundar pada bulan April lalu membuat warga sekitar jadi risau. Syukurnya, Polmas Riduwan yang baru dikenalnya itu mampu meredam keresahan yang mendera banyak orang terkait bahaya Covid-19 saat ini.

"Meski Polmas baru, tapi dia sanggup bekerja 24 jam. Mampu meredam kegalauan, mengurai kerisauan di masa pandemi ini sehingga masyarakat merasa hidup nyaman," demikian apresiasi Bambang.

Berita kiriman dari: Dede Harison

Baca Juga

Rekomendasi