Selain di Kecamatan Namanteran, dampak erupsi Sinabung juga dirasakan penduduk di Kecamatan Simpangempat, Merdeka dan Berastagi.

Catatan Analisadaily.com, Gunung Sinabung (2460 mdpl) dengan level III (siaga) terakhir meletus Juni 2019.

Namun setelah 14 bulan tenang, gunung berapi itu kembali erupsi dengan mengeluarkan material abu dan asap kelabu setinggi 2000 meter ke arah Berastagi.

Armen dari Pos Pengamatan Gunung Sinabung ketika dikonfirmasi membenarkan letusan kembali terjadi dini hari tadi.

Hingga saat ini masih terekam tremor dan masih ada kucuran abu yang mengarah ke timur-tenggara.

Masyarakat dan pengunjung diimbau agar tidak melakukan aktivitas di desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius radial 3 km dari puncak Gunung Sinabung

"Masyarakat juga dilarang beraktivitas di radius sektoral 5 km untuk sektor selatan-timur dan 4 km untuk sektor timur-utara," kata Armen.

Sementara Plt. Kepala BPBD Karo, Natanael Peranginangin mengatakan, pihaknya sudah di lapangan untuk mengimbau warga agar tidak panik dan tetap mematuhi zona-zona larangan yang sudah ditetapkan.

"Kita sudah melaksanakan penyemprotan berkoordinasi dengan damkar. Membagikan masker ke warga-warga sekitar terdampak abu vulkanik," ujar Natanael.

Pantauan Analisadaily.com, Sabtu (8/8) siang, ruas-ruas jalan ke arah Sinabung yang berada di Kecamatan Namanteran tertutupi abu tebal. Termasuk lahan-lahan pertanian warga. Banyak tanaman seperti kentang, cabe, terong, kubis rusak.

TNI, Polri dan BPBD terus sudah meninjau desa-desa yang terkena abu erupsi Gunung Sinabung.

(ALEX/EAL)