Edy Rahmayadi Minta Tambahan Laboratorium PCR

Edy Rahmayadi Minta Tambahan Laboratorium PCR
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengikuti video confrence rapat terbatas bersama Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan para Gubernur se-Indonesia terkait menghadapi pandemi Covid 19 dan pemulihan ekonomi. (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, meminta kepada pemerintah pusat agar menambah laboratorium pemeriksa Polymerase Chain Reaction (PCR) Covid-19. Itu dibutuhkan agar daerah-daerah terjauh memilikinya dan melakukan tes swab sendiri.

“Ada 33 kabupaten/kota yang letaknya berjauhan, untuk itu kami mohon bantuan bidang kesehatan khususnya lab-lab agar bisa melakukan pemeriksaan specimen di daerah yang terjauh seperti di Nias, Pakpak atau Tapanuli,” kata Edy saat mengikuti Rapat Terbatas Gubernur, kepala lembaga atau instansi negara dengan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo secara virtual, Selasa (1/9).

Saat ini Sumut memiliki 11 laboratorium PCR. Ia juga melaporkan kepada Presiden, tren peningkatan kasus Covid-19 terus terjadi.

Meski begitu, setelah pertengahan hingga akhir Agustus, Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut bisa mengendalikan. Angka positivity rate Sumut saat ini adalah 16.1 persen menurun dari 18.3 persen pada pertengahan Agustus 2020.

Selain itu, yang cukup menggembirakan angka kesembuhan kini mencapai 58.1 persen. Pada pertengahan Agustus angka kesembuhan di Sumut hanya 43 persen. “Itu semua karena kegiatan intervensi kami di bidang kesehatan. Kami akan berusaha terus meningkatkan hal ini,” terang Edy.

Mengenai perekonomian, Edy melaporkan pada triwulan kedua, pertumbuhan ekonomi Sumut berada pada angka minus 2.37 persen.

Untuk itu, Pemprov Sumut akan melakukan kegiatan intervensi ekonomi dari refocusing tahap II sebesar Rp 500 miliar. Untuk stimulus ekonomi diarahkan lebih banyak sektor produktif yakni pertanian dan peternakan.

“Karena sudah ada bantuan dari Presiden kami terima, mulai dari BLT hingga PKH. Terima kasih Presiden sehingga kami bisa memberikan bantuan yang sifatnya produktif,” ucap Edy.

Pemprov Sumut juga telah melakukan implementasi Inpres Nomor 6 Tahun 2020. Salah satunya adalah melakukan gerakan pembagian 5 juta masker, serta menerbitkan Peraturan Gubernur tentang peningkatan disiplin dan penegakan hukum protokol kesehatan dalam pencegahan dan pengendalian Corona.

Menanggapi permintaan ini, Jokowi meminta Menteri Kesehatan untuk segera berkoordinasi dengan Gubernur. “Untuk lab yang masih kurang, saya sudah minta Menkes untuk segera berkoordinasi dengan Gubernur,” kata Jokowi.

Jokowi mengingatkan kepada para Gubernur untuk berhati-hati pada tren peningkatan kasus positif. Meskipun angka pergerakan kasus Indonesia menurut Presiden masih lebih terkendali ketimbang negara lain.

Presiden juga mengatakan, akhir tahun 2020 Indonesia akan mendapatkan 20 - 30 juta vaksin.

“Kemudian sampai akhir tahun 2021 kita juga sudah mendapatkan komitmen kira-kira 290 juta vaksin. Karena jangkanya masih sampai akhir 2021, saya minta kepada para gubernur untuk pengendalian Covid itu betul-betul menjadi fokus dan konsentrasi kita. Karena memang ini kita perlu memperkuat ketahanan kita agar sampai betul-betul pada seluruh rakyat kita. Kita vaksin semuanya,” pesan Jokowi.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan kedua berada pada minus 5.3 persen, menurun dari kuartal pertama pada posisi 2.97 persen.

“Untuk itu, untuk kuartal ketiga kita masih punya waktu 1 bulan yaitu Juli, Agustus, September. Kita masih punya kesempatan di bulan September ini. Kalau kita masih berada dalam posisi minus, artinya kita masuk ke resesi,” jelasnya.

Karena itu, ia meminta agar kepala daerah untuk mempercepat belanja APBD, terutama yang berkaitan dengan belanja barang, belanja modal, belanja bansos.

“Ini betul-betul disegerakan, sehingga bisa meningkat konsumsi masyarakat dan memulihkan ekonomi di daerah,” ujar Jokowi.

Menteri Kesehatan, Terawan mengatakan, untuk laboratorium PCR di tempat wilayah terjauh Sumut akan ditindaklanjuti sesegera mungkin. “Kalau bisa minggu ini kami segerakan,” kata Terawan.

(JW/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi