Ironisnya sejumlah tenaga kesehatan (nakes) tidak bersedia dipindahkan ke ke lokasi isolasi tersebut dengan alasan keluarga.

"Tidak bersedia dibawa ke tempat isolasi terpadu dengan berbagai alasan, ada yang mengaku karena mempunyai anak kecil (bayi) dan ada yang beralasan masa isolasinya akan segera berakhir," kata Jubir Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Paluta, Lairar Rusdi Nasution, Selasa (20/10).

Padahal, sambung Lairar, Pemkab Paluta sudah menyediakan tempat isolasi terpadu di Hotel Purba Margana sebagai dalam mencegah penyebaran virus Covid-19 di Paluta.

"Kita akan laporkan hal ini kepada pimpinan (Bupati) selanjutnya akan dirumuskan kembali tentang teknis pemindahan pasien ke tempat isolasi terpadu yang sudah disediakan pemerintah," ujar Lairar.

Lairar berharap agar pasien positif Covid-19, baik itu warga maupun tenaga kesehatan yang diisolasi mandiri di rumah masing-masing, bersedia dipindahkan ke lokasi isolasi terpadu di Hotel Purba Margana.

Saat ini tercatat ada 16 orang yang menjalani isolasi di RSUD Aek Haruaya. Sementara 42 orang lainnya melakukan isolasi mandiri di kediaman masing-masing.

Menurutnya bagi yang telah melakukan isolasi di RSUD Aek Haruaya akan tetap ditempatkan di sana dengan alasan keterbatasan fasilitas yang tersedia. Sementara sisanya akan dipindahkan ke Hotel Purba Margana.

Lairar mengungkapkan dari 42 orang pasien yang menjalani isolasi di rumah, 10 orang sudah dinyatakan sembuh. Namun hingga kini pihaknya belum mendapatkan keterangan resmi dari Gugus Tugas Covid-19 Sumatera Utara.

Diketahui, data pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Paluta hingga hari ini sebanyak 58 orang, 19 orang sembuh dan 1 orang meninggal dunia.

(ONG/EAL)