Ini Keunggulan Bobby dalam Upaya Membangun Kota Medan

Ini Keunggulan Bobby dalam Upaya Membangun Kota Medan
Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara telah lama menjelma menjadi salah satu pusat perekomian di Pulau Sumatera.

Kekuatan lobi calon Walikota Medan, Bobby Nasution, dinilai akan lebih memperkuat posisi Kota Medan sebagai pusat ekonomi di Indonesia Bagian Barat.

Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin menilai, Bobby berpeluang lebih cepat merealisakan program pembangunan di Kota Medan ketimbang lawannya, Akhyar Nasution. Hal ini tak lepas dari latar belakang dan keinginan kuat dari Bobby sendiri dalam memajukan kota ini.

"Bobby sempat mengeluarkan pernyataan bahwa dia tak akan segan menelepon menteri demi warga Medan. Ini tak bisa disepelekan. Ini sama saja berarti bahwa program pembangunan apa saja yang ingin diperbuat Bobby di Medan, bisa langsung dikomunikasikan ke Presiden," kata Gunawan di Medan, Selasa (27/10).

Dia pun optomistis terhadap pernyataan Bobby tersebut. Latar belakangnya memungkinkan Bobby memiliki lobi politik yang sudah barang pasti tidak diragukan lagi.

"Jadi, potensi pembangunan ekonomi masyarakat di Kota medan berpeluang untuk tumbuh lebih baik, dengan catatan Bobby benar-benar mengoptimalkan lobi politik hingga ke Pemerintah Pusat," tambahnya.

Gunawan mencontohkan, dalam mengurai kemacetan di Kota Medan yang semakin hari semakin parah. Salah satu titik kemacetan di Medan, ada di wilayah Kampung Lalang sebagai pintu masuk dari Kota Binjai, Deliserang dan Aceh.

Pada saat jam sibuk, ruas jalan itu selalu macet, karena banyak kendaraan yang melintas, baik untuk urusan kerja maupun hanya melintas. Tak bisa dipungkiri, banyak warga dari Binjai dan Deliserdang yang bekerja di Medan.

Masalahnya, nyaris tak ada pilihan bagi warga untuk jalur alternatif guna menghindari kemacetan di persimpangan Kampung Lalang itu. Belum lagi dengan banyaknya pedagang yang berjualan di pinggir jalan.

Sejumlah pakar telah menyarankan Pemko Medan untuk membangun jembatan layang di lokasi tersebut untuk mengurai kemacetan. Namun sampai saat ini belum terealisasi. Kemacetan di sana pun semakin parah.

"Padahal, kalau dibangun jembatan layang dari sana dan terhubung sampai ke Jalan Flamboyan (Pasar Melati), kemacetan bisa terurai dengan baik," katanya.

Disinilah letak keunggulan lobi politik Bobby dengan Pemerintah Pusat. Bobby diyakini bisa menjadi jembatan yang pas untuk melobi Pemerintah Pusat, merealisasikan pembangunan jembatan layang di kawasan itu.

Lobi politik selanjutnya yang bisa dilakukan adalah terkait investasi. Sumut sejauh ini selalu tertinggal dengan wilayah Jawa yang menjadi pusat pembangunan ekonomi nasional. Kalau dulu alasannya infrastruktur dan SDM. Maka tugas berat Bobby memang ada pada peningkatan kualitas SDM saat ini.

"Tetapi tidak dengan lobi untuk “menjual” Kota Medan sebagai tujuan investasi," tegasnya.

Menurutnya ini keunggulan yang bisa dioptimalkan Bobby jika ingin Medan menjadi pusat kota yang mampu menyerap banyak tenaga kerja, menekan angka penganguran dan kemiskinan. Mengingat Medan menjadi pusat industri pengolahan yang sejauh ini belum tergarap maksimal. Ada banyak produk turunan dari komoditas unggulan Sumut yang belum dimaksimalkan nilai tambahnya.

Sumut masih mendominasi ekspor bahan mentah dan menengah, dan minim inovasi menciptakan barang siap pakai dan siap untuk dipasarkan ke konsumen secara langsung. Dan seharusnya promosi ke pusat maupun ke investor luar negeri menjadi lebih mudah dengan posisi Bobby yang terbilang strategis tersebut.

Untuk pemerataan pembangunan, Bobby harus bisa mendiversifikasi wilayah pembangunan ke wilayah lainnya.

Sebagai contoh, Marelan atau bagian timur kota Medan diprioritaskan untuk pengembangan pusat perkantoran, industri, perumahan dan pusat perbelanjaan baru. Sehingga tidak terjadi penumpukan masyarakat yang selama ini terfokus di pusat kota.

Tentunya dengan dukungan infrastruktur yang baik seperti akses jalan.

"Untuk akses jalan, lagi-lagi saya teringat dulu saat Presiden Jokowi keliling Kota Medan dan menemukan banyak jalan belubang. Lantas munculah stigma Medan kota sejuta lubang. Bobby harus bisa memastikan bahwa keberhasilan Jokowi dalam 'memaksa' Pemko Medan untuk memperbaiki jalan tersebut, hal serupa bisa dilakukannya," jelasnya Gunawan.

Dia menilai, dengan usia yang terbilang muda, Bobby memiliki kecepatan serta energi yang bisa digunakan untuk mempercepat proses pembangunan Kota Medan.

Meskipun di sisi lain muda sangat identik dengan minimnya pengalaman. Tetapi mengingat latar belakang keluarga Bobby yang terbilang berpengalaman dalam memimpin sebuah kota, dia yakin Bobby bisa mendapatkan transfer pengetahuan dan pengalaman dri pendahulunya yakni orang tuanya sendiri, terutama mertuanya, presiden.

"Saya yakin ini bukan perkara yang sulit. Jadi saya berkesimpulan, jika Bobby benar-benar mengoptimalkan potensi yang dimilikinya, maka potensi pembangunan di Kota Medan memiliki peluang untuk tumbuh di atas rata-rata nasional," ungkapnya.

(JW/EAL)

Baca Juga

Rekomendasi