Hal tersebut disampaikan Tenaga Ahli Water Sanitation Specialist ROMS 2 Sumatera Utara (Sumut) Muhammad Aris dalam acara Fasilitasi Percepatan Peningkatan Akses Aman Air Minum dan Sanitasi Perdesaan, di Aula Bapeda Paluta, Rabu (18/11).

Aris menjelaskan, kegiatan Pamsimas di Kabupaten Paluta sudah dilaksanakan sejak tahun 2014 dengan melibatkan puluhan desa di Paluta untuk melaksanakan pembangunan.

"Untuk tahun 2014 ada 12 desa yang sudah melaksanakan program fisik, 2015 ada 10 desa, lalu ditahun 2017 ada 22 desa, kemudian 2018 ada 21 desa dan 2019 ada 22 desa sedangkan untuk tahun 2020 ada 15 desa," ungkapnya.

Aris yang juga pernah menjadi Disi Pamsimas Paluta selama 4 tahun ini menambahkan, dirinya sangat berharap program tersebut bisa bermanfaat bagi masyarakat, terutama penyediaan air minum dan sanitasi lingkungan yang baik dan layak serta menjadi pemicu peningkatan pelayanan di tingkat desa, khususnya Percepatan Peningkatan Akses Aman Air Minum dan Sanitasi Perdesaan.

"Sarana air minum dan sanitasi yang sudah dibangun agar dapat dipelihara dan diperbaiki melalui pemberdayaan masyarakat, sehingga mempunyai manfaat yang berkesinambungan dan menjadi sumber kegiatan yang produktif dalam rangka menciptakan masyarakat hidup bersih dan sehat, melalui penyedian layanan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat," ungkapnya.

Sosialisasi ini dibuka Kepala Bapeda Paluta, Erwin Hotmansyah Harahap, diwakili Kabid Renwil, Dedi Retno, dihadiri unsur SKPD yang tergabung dalam Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan/ Pokja AMPL, Panitia Kemitraan Program Pamsimas, Desa Pamsimas sejak tahun 2014- 2019 serta desa baru calon penerima progran Pamsimas III Tahun 2020.

Kabid Renwil Dedi Retno menyampaikan, strategi program pemerintah dalam mewadahi dan mengolaborasikan program-program air minum dan sanitasi perdesaan berbasis masyarakat dari berbagai sumber pendanaan tingkat nasional, provinsi, kabupaten dan desa untuk pencapaian akses 100 persen adalah melalui program Pamsimas.

(ONG/RZD)