Rocky Gerung Sebut Politik Dinasti, RIK: Dia Menyentil AHY

Rocky Gerung Sebut Politik Dinasti, RIK: Dia Menyentil AHY
Rocky Gerung (kanan) saat mengisi diskusi di Kota Medan beberapa waktu lalu (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Pengamat politik, Rocky Gerung, menyambangi Kota Medan untuk menghadiri talkshow bertajuk 'Medan Cerdas Memilih' di Coffee One Komplek Taman Setia Budi Indah, Selasa (24/11) pekan lalu.

Dalam talkshow itu Rocky bercerita mengenai kedatangannya ke Medan yakni untuk melantik Calon Wali Kota Medan Nomor Urut 1, Akhyar Nasution.

Rocky mengaku saat di bandara ditanya tujuannya datang ke Medan. Dan dia menjawab mau bertemu Akhyar dan melantiknya.

Karena berdasarkan survei, menurut Rocky, Akhyar masih unggul. Sementara survei Bobby Nasution tidak diungkapkan.

"Mungkin karena cemas," ujar Rocky saat itu.

Kata Rocky Gerung, kedatangan dirinya ke Medan bukan untuk memenangkan seseorang, melainkan untuk memenangkan masa depan Medan.

Ia juga menyebut perhatian nasional yang menuju kepada Pilkada Medan. Di mana, kata dia, akal sehat warga Medan dipertaruhkan dalam kontestasi pemilihan kepala daerah kali ini.

Menanggapi hal itu, Ketua Umum Relawan Indonesia Kerja (RIK), Sahat Simatupang, menilai ucapan Rocky Gerung yang akan melantik Akhyar Nasution sebagai bentuk keputusasaan karena berkali-kali gagal terjun ke dunia politik.

"Termasuk saat dia mendirikan Partai Serikat Rakyat Independen (SRI) tahun 2011 lalu dan gagal menjadi peserta Pemilu 2014," kata Sahat, Senin (30/11).

Sahat menduga Rocky Gerung tidak mengetahui bunyi Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2016 sehingga berniat melantik Wali Kota Medan.

"Bisa marah Gubernur Sumut kalau tugasnya melantik bupati/wali kota diambil alih Rocky Gerung," ujar Sahat.

Sahat juga menilai ucapan Rocky Gerung yang menyebut politik dinasti sebagai bentuk kritik terhadap Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono.

"Bagus sekali dia (Rocky Gerung) menyentil politik dinasti karena mengingatkan warga Medan pada sosok AHY yang gagal jadi Gubernur DKI Jakarta lalu dengan mudahnya menjadi Ketua Umum Partai Demokrat. Kalau Bobby Nasution kan tidak mungkin jadi ketua umum partai politik," ujar Sahat.

Sahat yakin kaum milenial dan warga Kota Medan cerdas dan penuh pertimbangan dalam memilih Wali Kota Medan pada 9 Desember 2020 nanti.

"Kami juga percaya penduduk Medan dan para PNS Pemko Medan tidak ingin malu yang ke-empat kalinya karena tiga wali kota terdahulu yang tersangkut masalah hukum. Pertaruhan besar maju atau mundurnya Kota Medan pada 9 Desember 2020 nanti," tandas aktivis 98 ini.

(JW/EAL)

Baca Juga

Rekomendasi