Panca R Sarungu, Co Founder IIME (Indonesia Internasional MICE Expo) (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 menyebabkan kerugian sekitar Rp 7 triliun bagi industri pariwisata Indonesia, khususnya penyelengaraan MICE (Meeting, Incentive Convention and Exhibition).
Namun demikian, dalam 2 bulan terakhir, industri MICE dan perjalanan wisata terbukti menjadi pertolongan pertama yang berkontribusi dalam perjalanan menuju pemulihan pariwisata dan pemulihan ekonomi, khususnya triwulan terakhir 2020.
Co Founder IIME (Indonesia Internasional MICE Expo) Panca R Sarungu mengungkapkan, sistem Business Matching Jublia yang digunakan IIME 2020 lebih baik dari yang digunakan oleh beberapa kegiatan Virtual Internasional seperti ITB Asia Singapura dan WTM.
"Ada harapan dari testimoni yang diberikan dari seller dan buyer. Meski dalam masa pandemi, terjadi peningkatan 15 persen dari event pertama," katanya di Jakarta, Minggu (6/12).
Dalam kegiatan tersebut, diikuti buyer dari Amerika Serikat, Australia, Spanyol, Arab Saudi, Singapura, Filipina, Jerman, India, Nigeria, Belanda dan juga pelaku bisnis dari seluruh Indonesia.
Melihat perkembangan di akhir tahun 2020, ia optimis di tahun 2021 akan banyak kegiatan yang melibatakajb pelaku usaha MICE.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaran Kegiatan (Events) Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Rizki Handayani Mustafa, juga optimis penyelenggaraan MICE kembali bergerak seiring dengan kepercayaan dari masyarakat.
"Kami tetap mengimbau tetap jalankan protokol baru," katanya.
CEO A&T Travel Nusa Tenggara Barat, Awan Aswinabawa, menyambut baik pelaksanaan event ini dan merasakan manfaat dari pertemuan Face to face dengan pihak pembeli dari mancanegara.
"Ke depan semoga event seperti ini dapat juga dilakukan di berbagai daerah tujuan wisata MICE," tandasnya.
(TRY/RZD)