Pasien berinisial SH (67) itu dinyatakan meninggal setelah menjalani perawatan di salah satu rumah sakit Kota Medan.

Setelah meninggal, jenazah SH dibawa ke kampung halamannya dan dikebumikan ke tempat pemakaman umum (TPU) yang berlokasi di tempat tinggalnya.

Prosesi pemakaman jenazah dilakukan oleh tim medis yang menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap dan disalatkan oleh keluarga bersama warga sekitar.

Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Paluta, Lairar Rusdi Nasution mengatakan, pihaknya mendapatkan kabar dari Kepala Desa Batu Gana yang menerima informasi dari salah seorang warganya yang merupakan pihak keluarga dari pasien meninggal dan dinyatakan positif Covid-19.

Lairar menjelaskan, sebelumnya korban merupakan pasien penyakit komplikasi diabetes. Atas inisiatif salah seorang anaknya yang tinggal di Kota Tebingtinggi, korban dibawa ke Tebing untuk berobat tanggal 22 November 2020.

Dalam proses pengobatan, korban menjalani serangkaian tes, baik rapid tes maupun swab tes.

Usai keluarnya hasil rapid tes yang menunjukkan reaktif, Dinas Kesehatan Tebingtinggi menyarankan untuk melakukan isolasi mandiri di kediaman anaknya.

"Beberapa hari di Tebing, dikarenakan penyakitnya yang bertambah parah, korban kemudian dirujuk ke RS Adam Malik dan dilakukan swab tes dengan hasil positif. Kemudian dilakukan isolasi oleh pihak RS Adam Malik sampai dini hari tanggal 6 Desember 2020 korban dinyatakan meninggal sekitar pukul 01.00 WIB," ujar Lairar, Minggu (6/12) malam.

Pihaknya juga menegaskan Satgas Penanganan Covid-19 Paluta tidak ada menerima laporan atau pemberitahuan dari pihak keluarga korban maupun RS Adam Malik dalam hal ini Tim Satgas Penanganan Covid-19 Sumut.

"Dapat kami tambahkan bahwa sebelumnya Tim Satgas Penanganan Covid-19 tidak ada menerima laporan atau pemberitahuan baik dari pihak keluarga korban maupun dari pihak RS Adam Malik dalam hal ini Tim Satgas Penanganan Covid-19 Provsu terkait kondisi korban bersangkutan," pungkasnya.

(ONG/EAL)