Ketua DPRD Kabupaten Serdang Bedagai, M Riski Ramadhan Hasibuan. (Analisadaily/Muhammad Zulfadly)
Analisadaily.com, Sergai - Saat ini Indonesia khususnya Serdang Bedagai mengalami fenomena La nina, cuaca musim hujan dengan itensitas yang tinggi. Sehingga gagal panen, karena tanaman padi banyak yang terendam air, dan akibatnya harga gabah bisa anjlok di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
"Di samping curah hujan tinggi dan terendam air, serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) juga akan semakin meningkat karena kelembaban tinggi," kata Ketua DPRD Kabupaten Sergai M. Riski Ramadhan Hasibuan, Selasa (19/1).
Kata Riski, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) selama Oktober 2020, rata-rata harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani Rp 4.815 per kg atau turun 1,56 persen.
Dan di tingkat penggilingan sebesar Rp 4.928 per kg atau turun 1,34 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya.
"Artinya fenomena La Nina yang terjadi di sejumlah wilayah di Sergai, membuat produsen beras akan mengakibatkan harga gabah semakin anjlok di bawah HPP," ujarnya.
Politisi Partai Gerindra itu berharap agar Pemerintah Daerah Sergai dapat mengambil beberapa langkah antisipasi seperti penyerapan hasil panen dengan harga yang layak, hingga bantuan kegagalan panen.
"Nanti akan kita teruskan ke Komisi B yang bermitra kerja dengan Dinas Pertanian. Intinya, secara mekanisme lembaga DPRD Sergai, akan menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dinas Pertanian Sergai", tambahnya.
(MZ/CSP)