Pembina YOSL-OIC, Panut Hadisiswoyo dan Ketua Komunitas Rumahela, Diego Albertus Naibaho saat melakukan penanaman sebagai upaya penyelamatan mata air di sekitar Pusuk Buhit. (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Samosir - Sebagai upaya penyelamatan sumber mata air, Yayasan Oranguta Sumatera Lestari- Orangutan Information Center (YOSL-OIC) dan Komunitas Rumahela melakukan penanaman 1000 pohon (aren dan jeruk purut). Penanaman dilaksanakan di sekitar kaki bukit Pusuk Buhit, Kabupaten Samosir.
Pembina YOSL-OIC, Panut Hadisiswoyo dalam keterangannya, Sabtu (6/3) di Medan mengatakan, kegiatan ini dilakukan untuk mendukung program Komunitas Rumahela “Manjou Mulak Matani Mual” yang berarti memanggil kembali mata air. Karena pada saat ini di daerah bukit Pusuk Buhit sangat sulit untuk menemukan sumber air. Sebab, beberapa mata air yang dulunya diyakini ada sekarang sudah mengering.
"Dengan adanya penanaman ini, mata air yang kering tersebut dapat kembali lagi seperti semula. Masyarakat yang ada di sekitar daerah Pusuk Buhit mendapatkan manfaat dari tanaman yang ditanam untuk meningkatkan ekonomi," jelasnya.
Turut hadir dalam penanaman itu, Pembina YOSL-OIC, Onrizal, Ketua YOSL-OIC, Erwin Kurnia Alamsyah Siregar beserta staff OIC, Ketua Komunitas Rumahela, Diego Albertus Naibaho, Penasehat Komunitas Rumahela, Ibu Br Situmorang, berserta anggota Komunitas Rumahela lainnya.
Pada kesempatan itu, tokoh spiritual sekaligus Penasehat Komunitas Rumahela, Ibu Br Situmorang memaparkan mengenai sejarah dari keturunan Raja Isombaon dan keturunan - keturunannya yang diyakini dahulunya bermukim di sekitar situs Rumahela yang menjadi daerah tempat penghijauan ini dilakukan.
Komunitas Rumahela juga memberikan apresiasi kepada OIC yang sudah membantu program mereka. Sebagai bentuk ucapan terimakasih Komunitas Rumahela melakukan prosesi adat dengan mengulosi semua tim YOSL-OIC yang hadir, agar semua kegiatan yang dilakukan dapat memberikan manfaat bagi banyak orang.
(YY/RZD)
