Estafet Obor Olimpiade Tokyo 2020 Pembawa obor Grand Start Nadeshiko Jepang, tim sepak bola nasional wanita Jepang, memimpin estafet obor di Naraha, prefektur Fukushima, Jepang 25 Maret 2021. (Reuters/Kim Kyung-Hoon/Pool)
Analisadaily.com, Fukushima - Lambaian tangan, senyuman, dan tos, tetapi tanpa sorak-sorai, estafet obor Olimpiade 2020 dimulai pada hari Kamis (25/3), empat bulan sebelum pesta olahraga itu digelar di Tokyo. Perhelatan ini sempat tertunda karena pandemi Corona yang mematikan.
"Selama setahun terakhir, karena seluruh dunia mengalami masa sulit, api Olimpiade tetap hidup dengan tenang namun kuat. Nyala api kecil tidak kehilangan harapan, dan seperti kuncup bunga sakura yang siap mekar, menunggu hari ini,” kata presiden Tokyo 2020, Seiko Hashimoto pada upacara pembukaan, yang tertutup untuk penonton.
Penyelenggara menyebut, pertandingan itu sebagai "Olimpiade Pemulihan," karena Jepang pernah dilanda bencana selain pandemi Corona, yaitu kehancuran di pembangkit listrik Fukushima Dai-ichi.
Jepang bernasib lebih baik daripada kebanyakan negara selama pandemi, dengan sekitar 9.000 kematian akibat virus korona, tetapi Tokyo melaporkan 420 kasus pada hari Rabu, angka satu hari tertinggi bulan ini.
Sebelumnya, mayoritas publik menentang Olimpiade yang diadakan sesuai jadwal, menurut jajak pendapat.
Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, meyakinkan wartawan bahwa pemerintah nasional bekerja sama dengan Tokyo dan Komite Olimpiade Internasional untuk menjadi tuan rumah Olimpiade yang aman dan terjamin.
"Kami akan melakukan yang terbaik dalam hal tindakan virus korona dan terus bekerja dengan daerah terkait untuk menahan penyebaran infeksi," kata Suga dilansir dari Reuters.
Sekitar 10.000 pelari akan ambil bagian dalam estafet empat bulan, yang akan melewati 47 prefektur di Jepang.(CSP)