Botol minyak argan dipajang untuk dijual di dalam showroom Koperasi Pertanian Wanita Taitmatine, di Agadir, Maroko, 8 Juni 2021. Gambar diambil 8 Juni 2021. (Reuters/Abdelhak Balhaki)
Analisadaily.com, Maroko - Di pegunungan gersang di Maroko selatan, wanita lokal memanen minyak argan, produk alami yang telah lama mereka gunakan dalam memasak.
Tetapi sekarang sudah berubah menjadi bahan yang sangat bernilai tinggi bagi industri kecantikan global sebagai anti-penuaan kulit, perawatan dan restoratif untuk rambut.
Sebagian besar minyak argan diproduksi koperasi lokal wanita Berber berbahasa Amazigh di sekitar kota Agadir, Essaouira dan Taroudant. Pohon argan yang menghasilkan buah hijau kecil umumnya menyerupai zaitun.
Selama berabad-abad minyak ini, salah satu yang paling mahal di dunia, telah diekstraksi dengan mengeringkan buah argan di bawah sinar matahari, mengupas dan menumbuk buah kemudian menghancurkan dan menggiling kernel dengan batu.
Minyak secara tradisional digunakan sebagai penyedap dan saus gurih untuk roti. Sebagai bahan masih umum di Maroko dan sekarang juga diekspor untuk makanan.
Namun, penggunaannya sebagai produk kecantikan telah menciptakan lonjakan permintaan minyak oleh perusahaan kosmetik internasional.
Ini juga berarti, kelompok lokal berinvestasi dalam kemasan yang lebih menarik. Minyak sekarang berharga sekitar $30-50 per liter secara lokal, tetapi dapat dijual di pasar internasional dalam botol kelas atas yang lebih kecil hingga $250 per liter setara Rp 3.5 juta per liter.
Di oasis Tiout dekat Taroudant (600km selatan Rabat), koperasi Taitmatine mempekerjakan 100 wanita untuk memproduksi minyak argan, menawarkan mereka gaji, perawatan anak gratis, asuransi kesehatan, dan kursus baca tulis.
Koperasi, yang namanya dalam bahasa Amazigh berarti "saudara perempuan", didirikan pada tahun 2002.
Meskipun mesin baru yang mereka gunakan untuk membantu proses buah telah membantu mempercepat pekerjaan, para wanita masih harus menghilangkan cangkang keras dari kernel dengan tangan dengan cara ditumbuk dengan batu, sebelum kernel bagian dalam dapat ditekan oleh mesin untuk mengekstrak minyak.
"Dibutuhkan hingga tiga hari penggilingan untuk setiap wanita untuk mendapatkan satu liter minyak Argan," kata Kepala koperasi Taitmatin, Mina Ait Taleb dilansir dari Reuters, Rabu (16/6).
"Kami bekerja di sini tetapi kami juga bersenang-senang dan bernyanyi bersama," kata Zahra Haqqi berbicara di sebuah ruangan di mana puluhan wanita sedang menggiling biji argan luar menggunakan batu.
Haqi menambahkan, pekerjaan itu telah membantunya mendapatkan penghasilan tetap.
(CSP)