Kisah Nelayan Belawan, Dihadang Covid-19 dan Bajak Laut

Kisah Nelayan Belawan, Dihadang Covid-19 dan Bajak Laut
Mus Bahtiar saat berdialog dengan Wali Kota Medan, Bobby Nasution, bersama Kapolda Sumut, Irjen Pol Panca Putra, Pangdam I/BB, Mayjen TNI Hassanudin, dan Dirut PT Pelindo 1, Prasetyo, saat berlangsungnya vaksinasi massal (Analisadaily/Qodrat Al-Qadri)

Analisadaily.com, Medan - Tidak banyak yang menyangka kalau pemilik nama Mus Bahtiari, warga Lorong Pertamina Bagan Deli, Medan, Sumatera Utara (Sumut) ini adalah salah satu dari korban percobaan perampokan yang dilakukan sindikat "Bajak Laut" di kawasan perairan Belawan.

Di tengah gempuran peningkatan kasus Covid-19 di Sumut yang kini menyentuh angka 37 ribu (per 30 Juni 2021). Para nelayan di kawasan Belawan kini juga harus mengantisipasi serangan tiba-tiba dari bajak laut (perompak) yang kini terus mengintai nelayan-nelayan tradisonal yang hanya bermodal perahu kecil.

Cerita bermula saat Wali Kota Medan, Bobby Nasution, bersama Kapolda Sumut, Irjen Pol Panca Putra, Pangdam I/BB Mayjen TNI Hassanudin, dan Dirut PT Pelindo 1 Prasetyo, meninjau langsung salah satu sentra vaksin massal yang digelar di Terminal Penumpang Bandar Deli pada Sabtu (26/6).

Mus, begitu panggilan akrab teman sesama nelayan mulai buka suara saat spuit jarum suntik menusuk lengan kirinya dan disapa oleh Kapolda Sumut, Irjen Pol Panca Putra.

"Wah, ini ada si bapak yang tegap ikutan divaksin, tinggal di mana? Ada masalah apa kira-kira, biar didengar keluhannya sama pak wali nih, Pak Bobby," kata Kapolda saat disaksikan langsung Analisadaily.com.

"Saya nelayan pak, ini antusias mau ikut divaksin biar lebih aman nanti kalau kemana-mana, saya cuma mau lapor makin marak bajak laut di tempat kami di Belawan pak kapolda, mohon ditindak," sahut Mus.

Respons yang serius dilontarkan jenderal bintang dua ini sembari memberi kode kepada Wali Kota Medan untuk ikut menanggapi keluhan warganya.

Terungkap, oleh Mus Bahtiar bahwa perompakan-perompakan kapal kerap terjadi di Perairan Belawan, khususnya di kawasan Kuala Besar, dan kawasan menuju Aceh.

Dirinya mengisahkan kembali kasus yang dialami rekannya, sebut saja Rifin yang terjadi pada awal bulan Juni lalu. Rifin dicegat dan diambil perahu berisi ikan miliknya saat akan bertolak pulang ke kediamannya di Belawan Bahari.

Modus para bajak laut biasanya berpura-pura menanyakan arah jalan, dan dilakukan pada malam hari. Rifin yang saat itu mendapat banyak tangkapan ikan diancam dengan senjata tajam oleh 5 perompak bersebo dan disuruh melompat ke laut. Beruntung Rifin pandai berenang, dan saat itu jaraknya tidak jauh dari pantai.

"Biasanya mereka ini beraksi malam hari, kemarin itu kawanku si Rifin sudah kena. Mereka gak berani rampok kapal yang besar, jadi sasarannya adalah kita yang melaut pakai kapal kecil, itu barang-barang yang di badan kita diambil, terus disuruh loncat ke laut," katanya.

Mus kembali mengungkapkan bahwa dirinya juga sempat menjadi korban percobaan perampokan pada 10 bulan lalu, namun aksi itu sempat diketahui warga dan terjadi perlawanan oleh Mus sehingga para bajak laut kabur.

"Saya berharap Pak Kapolda dan jajarannya bisa mengungkap para pelaku bajak laut ini," kata Mus.

Direktur Polisi Air Polda Sumut, Kombes Polisi Dadan saat dikonfirmasi di Belawan mengakui dirinya baru mendengar adanya bajak laut di Belawan, dan pihaknya akan berjumpa langsung dengan Mus Bahtiar, dan akan melakukan lidik terhadap laporan ini.

"Jujur, saya baru dengar ini ada kasus bajak laut, selama lima tahun terakhir bahkan 10 tahun terakhir kan tidak pernah ada, kita akan jumpai yang bersangkutan dan akan kita lidik," Kata Dadan.

Ditambahkannya, jika nantinya terbukti oleh intelijen bahwa ada bajak laut, maka akan diperketat perimeter penjagaan, dan akan dikoordinasikan dengan Lantamal I Belawan.

"Namun, jika oleh intelijen kita nanti di lapangan bisa dibuktikan ada sindikat ini, maka pasti akan kita koordinasikan dengan Lantamal I Belawan, saya pastikan akan ditangkap," katanya.

Mus memperlihatkan kartu bukti vaksin miliknya (Analisadaily.com/Qodrat Al-Qadri)
Sungguh malang nasib nelayan belawan. Selain ancaman nyata virus Covid-19, Mus Bahtiar, Rifin, dan ratusan nelayan tradisional yang sehari-hari hanya mampu menangkap 10 hingga 30 kilogram ikan ini kini diancam juga oleh gerombolan bajak laut.

Namun, vaksinasi yang dilakukannya kemarin menjadi angin segar tahap awal dirinya dan beberapa rekannya untuk melawan pandemi corona ini agar segera berakhir.

"Kasihanilah kami ini yang rakyat bawah pak wali kota, pak kapolda sumut. udahlah kami harus antisipasi si corona ini, tambah lagi kami harus jaga-jaga dari bajak laut, semogalah mereka bisa ditangkap, biar nyaman kami melaut cari nafkah," pinta Mus Bahtiar.

Seperti diketahui bersama, dengan target 5.000 pasien per hari Kota Medan menggelar secara serentak vaksinasi di 4 lokasi berbeda, percepatan program vaksinasi nasional terus dilakukan oleh pemerintah guna menciptakan kekebalan komunal dan menekan laju penyebaran Covid-19.

(QQ/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi