Pasalnya, jalan keluar masuk dari dan menuju kantor SKPD bertabur material pasir dan batu (sirtu) yang bercampur debu. Ini diduga akibat truk atau armada pengangkut material proyek pembangunan kantor bupati yang berlokasi di komplek SKPD terpadu.

Rawannya akses menuju komplek perkantoran SKPD nampaknya belum mampu menyesuaikan dengan keadaan lingkungan yang bersih, dengan perawatan taman yang rapi, sehingga nyaman dan asri. Selain itu terlihat taman median jalan tidak terawat dan dipenuhi semak lalang mencapai 1 meter.

Menanggapi hal itu, Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Padanglawas, Sufriady Halomoan Hasibuan, meminta pihak rekanan pembangunan kantor bupati untuk tanggap terhadap kebersihan jalan yang kotor, apalagi sampai mengganggu pengguna jalan.

"Akses menuju kantor OPD itu kan ramai dilalui, termasuk pejabat daerah yang berkantor di komplek SKPD. Kita berharap material yang jatuh ke jalan jangan sampai mengganggu pengguna jalan," kata Sufriady, Rabu (15/9).

Apalagi, tambah Sufriady, sirtu bercampur abu, selain berbahaya bagi pengguna jalan saat situasi terik, abu itu juga bisa mengganggu pernapasan dan penglihatan.

"Situasi jalan seperti ini jelas sangat mengganggu pengguna jalan, bagaimana pemerintah hendak melayani masyarakat, sedangkan fenomena yang di depan mata saja diabaikan," kata anggota DPRD Palas ini.

Sufriady berharap Pemkab Palas lebih bijaksana, dan bila perlu menegur pihak ketiga selaku pelaksana proyek kantor bupati yang kurang mengindahkan dampak lingkungan.

Terpisah, Yudi selaku Kabid Cipta Karya Dinas PU Palas, ketika dihubungi mengaku sudah menyampaikan kepada pihak rekanan untuk membersihkan akses jalan menuju kantor SKPD yang kotor.

"Sudah kita sampaikan supaya jalan yang kotor apalagi krikil dan debu dibersihkan," kata Yudi.

Diketahui tender pembangunan Kantor Bupati Palas dimenangkan oleh PT Peduli Bangsa, dengan nomor kontrak 640/001/CK-SPPK/WIL-III/DAU/2021.

(ATS/RZD)