Santai sambil ngopi sore ditemani ubi goreng, rektor menjelaskan, Lembaga Penelitian Ilmiah memfokuskan untuk mendorong dosen-dosen USU berperan aktif melakukan penelitian ilmiah dan melakukan penemuan-penemuan yang bisa dipatenkan.

“Tujuan berdirinya lembaga ini agar kita serius melahirkan dosen-dosen baru untuk melakukan penelitan ilmiah yang outputnya adalah jurnal-jurnal bereputasi. Karena sekarang fokus perguruan tinggi adalah penelitian dan penemuan itu,” ujarnya.

Rektor meminta para peneliti produktif di USU untuk sumbang saran dan pemikiran membuat road map pendirian lembaga tersebut sehingga goals dari penderia lembaga tersebut bisa tercapai.

“Kita juga berharap penulis ilmiah terbaik di lingkungan USU bisa menularkan ilmunya kepada dosen-dosen yang ada. Mengajarkan tips dan triknya bagaimana sehingga iklim menulis dan meneliti di kampus kita semakin menggeliat,” katanya.

Mury juga mengatakan dalam bayangannya, Lembaga Penelitian Ilmiah yang dibentuk nantinya untuk menjawab masalah-masalah yang saat ini dihadapi oleh para dosen yang akan menulis jurnal dan melakukan penelitian.

“Jadi nanti ada semacam manager layanan untuk menjadi support system para peneliti dan penulis di fakultas-fakultas agar masalah-masalah yang dihadapi bisa ditanggulangi. Ada layanan menulis ilmiah, ada layanan turnitin, translate Bahasa Inggris jadi lembaga itu menyediakan layanan-layanan itu,” tegasnya.

Wakil Rektor III USU, Dr Poppy Anjelisa Z Hasibuan dalam kesempatan yang sama menjelaskan, persiapan pendirian lembaga sudah sampai pada naskah akademik.

“Dalam waktu dekat kita akan buat FGD-nya agar arah serta muatan lembaga benar-benar bisa maksimal memacu dosen-dosen USU giat meneliti dan menulis di jurnal-jurnal yang bereputasi baik di tingkat nasional maupun internasional,” katanya.

Prof Dr Urip Harahap, Apt yang hadir mendukung kehadiran lembaga ilmiah yang digagas Rektor USU. Hanya saja, ia menilai sebelum didirikan ada kajian ilmiah terkait pemetaan dosen-dosen.

“Pemetaan ini dilakukan agar lembaga yang akan didirikan bisa benar-benar berproses sesuai dengan harapan. Agar tidak stagnan perlu dibuat panduannya sehingga kehadiran lembaga mampu menjawab persoalan yang saat ini dihadapi terkait minimnya penulis dan peneliti profesional di lingkungan USU,” katanya.

Selain Prof Urip, juga turut hadir penyumbang paten terbanyak dari USU Dr Dra Ir Chairani Hanum, MS dan Dr Muhammad Taufik, MSi. Serta penulis terbaik dari USU yakni Arif Nuryawan, SHut, MSi, PhD, dr Inke Nadia D Lubis, MKed(Ped), SpA, PhD dan Dr Mimpin Ginting, MS.

---

(BR)