Bedah Musik Kebangsaan BPIP RI di USU: Sosialisasi Nilai Pancasila Lewat Musik

Bedah Musik Kebangsaan BPIP RI di USU: Sosialisasi Nilai Pancasila Lewat Musik
Grup Musik SLAG saat membawakan lagu Dari Sabang Sampai Merauke yang diaransemen dalam genre rock. (Analisadaily/Bambang Riyanto)

Analisadaily.com, Medan - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia (RI) kembali menggelar kegiatan Bedah Musik Kebangsaan dalam rangka Sosialisasi Nilai-Nilai Pancasila. Setelah sebelumnya dilaksanakan di UI, Unpad, Untirta, IPB University dan Universitas Lampung. Hari ini Selasa, (14/12) BPIP melaksanakan kegiatan di Universitas Sumatera Utara, Medan tepatnya di Aula Farmasi USU.

Wakil Kepala BPIP, Prof. Dr. Hariyono, M.PD, dalam sambutannya mengatakan, dasar pemikiran dari kegatan ini adalah bahwa musik adalah instrumen universal yang sangat efektif dijadikan alat penyampaian pesan, bahkan lebih dari itu, musik juga diyakini dapat menjadi media untuk melakukan internalisasi nilai-nilai kepada pendengarnya.

Pelaksana kegiatan ini adalah BPIP selaku inisiator program bekerja sama dengan Sinergy for Indonesia dan Indonesia Care. Kolaborasi antara Sinergy for Indonesia dan Indonesia Care telah menelurkan satu album musik bertema kebangsaan berjudul Nyanyian Rumah Indonesia.

Prof. Hariyono menjelaskan, musik menjadi identitas kebangsaan yang sangat penting. KH Dewantoro punya pemikiran untuk menyatukan Indonesia melalui musik, ide itu kemudian diterjamahkan WR Soepratman yang kemudian mengaransemen lagu Indonesia Raya.

"Kita sudah buat kegiatan ini di beberapa universitas, dan ini yang keenam di USU. Spesial di Sumatera Utara karena daerah ini memiliki sejarah yang panjang tentang keindonesiaan," ujarnya.

Prof. Hariyono menjelaskan, Alquran dan Alkitab telah mencatat bagaimana kekayaan alam dari Sumatera Utara memiliki sejarah yang panjang yang membanggakan.

"Ada satu ayat di Alquran yang menyebutkan air kafur, air kafur itu asalnya dari Barus. Lalu ada Alkitab yang menyebutkan kemenyan. Kemenyan juga asalnya dari Barus. Sejarah panjang itu mengindikasikan bahwa keiindonesiaan kita sudah terkenal di hampir seluruh dunia," ujarnya.

Ia menjelaskan, keindonesiaan itulah yang harus kita rawat. Sumatera Utara yang memiliki nilai-nilai multikulturalisme tinggi harus dijaga harmonisasinya dalam membentuk ideologi kebangsaan.

Perbedaan, menurut Prof. Hariyono, adalah suatu bentuk identitas dan untuk mengidentifikasi. Karena perbedaan itu kita bisa saling melengkapi dan memiliki warna. Pancasila lahir dari aneka perbedaan itu, dan bukan hanya sekadar konsep politis, namun lagir dari kedalaman pikiran, pengetahuan dan pengalaman yang luas.

Karena berasal dari pengetahuan maka nilai-nilai Pancasila efektifnya dilakukan secara dialog, dan BPIP memilih musik untuk menghadirkan rasa gembira, joyful learning.

Rektor USU Dr Muryanto Amin, bersama Wakil Kepala BPIP, Prof. Dr. Hariyono, M.PD dan Ketua Komisi II DPR RI, Dr. H. Ahmad Doli Kurnia Tandjung, S.Si., M.T.
"Ada sebuah filsafat mengatakan, sesuatu itu dimulai dari ketertarikan. Karena tertarik maka timbul suka, ketika sudah suka maka timbul cinta. Bila cinta akan kreatif, kreativitas akan melahirkan inventif (penemuan). Saat ini pembelajaran yang dikembangkan adalah heutagogy. Dengan musik, timbul rasa riang dan gembira. Hormon-hormon kebahagiaan meningkat, lalu timbul ketertarikan itu tadi," katanya.

Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Dr Muryanto Amin, SSos, MSi dalam sambutannya mengatakan, musik sarana yang sangat baik untuk pengamalan nilai-nilai pancasila.

"Musik bisa menurunkan stres. Kalau stres, dengar musik, tensi kepenatan akan turun," ujarnya.

Terkait pengamalan nilai Pancasila, USU, imbuh Dr Muryanto, saat ini tengah menjalakan duaa project. Pertama Project MKWK, yakni mata kuliah Pancasila, Bahasa Indonesia dll menjadi mata kuliah wajib yang dimaksudkan untuk penguatan karakter berwawasan kebangsaan.

"Kedua aplikasi pembelajaran, namanya Indonesia Kuat yang isinya terdiri dari modul pembelajaran multikturasime, radikalisme, kearifan lokal, wawasan kebangsaan. Di aplikasi itu ada berbagai macam pelatihan, konten video dan lain sebagainya," katanya.

BPIP sendiri menggandeng Sinergy for Indonesia yang merupakan komunitas anak muda yang fokus dalam gerakan membangun semangat kebangsaan. Komunitas ini diinisiasi oleh Ahmad Doli Kurnia Tandjung yang juga merupakan produser eksekutif sekaligus penulis lirik salah satu lagu yang ada dalam album Nyanyian Rumah Indonesia. Dan Indonesia Care, yakni satu gerakan sosial yang dimotori oleh artis musik, pekerja seni dan praktisi dari berbagai bidang yang memiliki satu visi bersama untuk peduli dengan kondisi kebangsaan.

Salah satu inisiator Indonesia Care adalah Pay Burman yang dikenal sebagai gitaris band BIP dan produser musik yang telah menciptakan banyak sekali karya musik hits di Indonesia.

Ketua Komisi II DPR RI, Dr. H. Ahmad Doli Kurnia Tandjung, S.Si., M.T., yang turut hadir dalam kegiatan itu didaulat menjadi pemateri dalam bedah musik bersama dengan Ketua Program Studi Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Dra. Rithaony Hutajulu, M.A. dan Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi Dan Jaringan BPIP, Ir. Prakoso, M.M.

Adapun artis musik tampil di antaranya: Emmy Tobing membawakan lagu Garuda, Awing Membawakan lagu Bangun Pemudi Pemuda, Conrad Good Vibration membawakan lagu Rayuan Pulau Kelapa dan Slag Band membawakan lagu Dari Sabang Sampai Merauke, serta satu lagu karya Pay, Rustam dan Irang berjudul Indonesia Rumah Kita yang akan dibawakan oleh seluruh artis pendukung acara.

Kegiatan itu sendiri dilangsungkan dengan format seminar hybrid dengan mengundang 50 orang partisipan secara langsung dan 500 orang secara daring. Protokol kesehatan Covid-19 diberlakukan dengan disiplin.

(BR)

Baca Juga

Rekomendasi