Mapor-Su demo di depan Kantor Gubernur Sumut (Analisadaily/Jafar Wijaya)
Analisadaily.com, Medan - Puluhan massa yang tergabung dalam Mahasiswa Peduli Olahraga Sumatera Utara (Mapor-Su) menggelar unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro, Medan, Selasa (11/1).
Dalam aksinya, massa meminta Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, agar fokus terhadap pelaksanaan PON XXI tahun 2024 Sumut-Aceh.
"Sangat diharapkan bapak gubernur mengambil langkah tegas dan sigap dalam mempersiapkan atlet-atlet Sumut yang nantinya akan mengikuti pertandingan sejumlah cabang olahraga," kata koordinator aksi, R. Habibi Daulay.
Habibi menuturkan, pihaknya sangat berharap Sumut bisa menorehkan prestasi dan masuk 5 besar pada PON Sumut-Aceh mendatang.
"Untuk itu kami menuntut Edy Rahmayadi selaku pemimpin tertinggi di Sumut agar dapat mempersiapkan para atlet. Tentunya harus seiring dengan kesigapan dan ketekunan para pelatihnya," tuturnya.
"Untuk itu kami dorong bapak gubernur untuk secara ketat menseleksi para pelatihnya juga. Jangan rekrut pelatih yang cengeng," tegas Habibi.
Untuk meningkatkan prestasi para atlet di Sumut, Habibi mengatakan Edy Rahmayadi harus mengevaluasi kinerja kepengurusan KONI karena dianggap gagal meraih prestasi di PON Papua XX beberapa waktu lalu. Sumut hanya meraih 10 medali emas, 22 perak dan 23 perunggu.
"Prestasi itu menurun dibanding PON 2016 di Bandung, Jawa Barat. Padahal dana yang dikucurkan Pemerintah Provinsi Sumut Sudah cukup signifikan dengan jumlah Rp 60 miliar," ucapnya.
Habibi mengungkapkan bahwa pihaknya turut mendukung Indonesia, khususnya Sumatera Utara bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme demi terwujudnya Sumut yang Bermartabat.
"Kami berharap anggaran yang digelontorkan ke KONI Sumut terlihat lah hasilnya," ungkapnya.
Disinggung soal pelatih cengeng dengan kaitan Pelatih Biliar Sumut, Khairuddin Aritonang alias Coki yang sempat menangis saat konferensi pers terkait polemik jewer, Habibi membantahnya.
"Ya, maksud dari cengeng itu kami meminta kepada Gubernur untuk merekrut pelatih yang berkompeten dalam bidang olahraga dan jangan olahraga dipolitisasi," tukasnya.
(JW/EAL)