Program BI tersebut untuk mengembangkan sektor UMKM para perajin songket di Aceh Tamiang.

Ketua Dekranasda Kabupaten Aceh Tamiang, Rita Syntia menjelaskan, menindaklanjuti rencana BI tersebut, pihaknya akan menggelar diskusi bersama para pengurus, anggota dan perajin membahas apa yang dibutuhkan dalam menunjang proses produksi yang bernilai ekonomi.

“Besar harapan saya, bantuan yang diberikan kepada penenun haruslah dapat dipahami dan digunakan oleh mereka. Jika bantuan yang diberikan berupa alat, saya berharap alat tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan harga jual terutama mutu dari tenun yang nantinya dapat bersaing dengan daerah luar,” kata Rita di Karang Baru, Jumat (14/1).

Sebelumnya tim BI Cabang Lhokseumawe berkunjung ke Dekranasda Aceh Tamiang untuk melihat beragam motif kain songket khas Tamiang yang sudah pernah mengisi berbagai acara pameran.

Perwakilan BI Lhokseumawe, Chalidia mengatakan, bantuan yang akan diberikan untuk menunjang sektor riil dan UMKM perajin tenun songket di Aceh Tamiang.

“BI akan berikan bantuan alat tenun yang dibutuhkan para perajin sesuai dengan permintaan dari Dekranasda sendiri,” sebut Chalidia.

Selain bantuan alat, BI juga akan bekerja sama dengan Dekranasda Aceh Tamiang dalam konsep sebuah pelatihan tenun songket.

“Kami merencanakan pelatihan tersebut akan dilaksanakan pada bulan Maret 2022 akan dipusatkan di Aceh Tamiang dengan diikuti pengrajin dari kabupaten/kota tetangga (Langsa dan Aceh Timur),” tukasnya.

(DHS/EAL)