Kisah Para Kartini Modern yang Bantu Ekonomi Keluarga Bersama Teknologi

Kisah Para Kartini Modern yang Bantu Ekonomi Keluarga Bersama Teknologi
Kisah para kartini modern (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Jakarta - Habis gelap terbitlah terang, merupakan buku kumpulan surat yang menjadi jejak perjuangan RA Kartini dalam memperjuangkan peran perempuan di Indonesia.

Perjuangan pelopor kebangkitan perempuan Indonesia ini, membuahkan peluang lebar bagi kaum hawa untuk bisa berkarya dan bekerja. Apalagi, dengan adanya teknologi digital yang bersifat inklusif memungkinkan setiap orang dapat berkarya dan bekerja tanpa harus memandang usia maupun gender. Contohnya dua perempuan tangguh berikut.

Nuzula Sylvia yang berhasil menjadi penopang ekonomi keluarga berkat pekerjaannya sebagai lady driver ShopeeFood. Kartini dari Jakarta Selatan ini berhasil mengubah kondisi keluarganya menjadi jauh lebih baik, setelah ia bekerja sebagai ojek online.

Penghasilan Nuzula sebagai driver ojol, mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari, bahkan cukup untuk mencicil motor baru sebagai kendaraan untuk ngojek dan membayar sewa rumah.

Wanita kelahiran tahun 1987 ini, awalnya bekerja sebagai pegawai toko elektronik, di Pasar Minggu Jakarta Selatan. Namun, kondisi tubuh yang terus menurun pasca terinfeksi Covid-19 membuatnya tidak bisa lagi bekerja dengan jam yang terlalu padat dan akhirnya memutuskan untuk resign dari pekerjaannya.

Kehilangan pekerjaan yang menjadi sumber pendapatan utama keluarga, tentunya membuat kondisi ekonomi Nuzula semakin terpuruk. Pendapatan sang suami dari hasil berdagang baju kaki lima di Glodok, belum mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarganya.

Keadaan ekonomi keluarga semakin sulit, Nuzula yang awalnya berprofesi sebagai ‘kuli gosok’ ini berpikir untuk banting setir menjadi driver ojol. Atas dukungan suaminya, perempuan berusia 35 tahun ini mulai ‘mengaspal’ sejak pertengahan tahun 2021. Satu tahun lebih menjadi seorang lady driver, Nuzula berhasil mengangkat perekonomian keluarganya menjadi lebih baik.

“Alhamdulillah, saya sekarang sudah punya motor sendiri walaupun masih nyicil, saya sama suami dan anak juga tinggal sendiri, kalau dulu kan masih tinggal sama mertua, desak-desakan,” ujarnya, dalam keterangan Kamis (21/4).

Cerita serupa juga datang dari seorang lady driver perempuan asal Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Fadjar Rini. Di usia yang sudah memasuki lebih dari setengah abad, Nenek dari 4 orang cucu ini nyatanya masih sanggup ‘ngebid’ sejak pagi hingga malam, dengan target menyelesaikan 20 pesanan.

Sebelum menjadi driver ojol, perempuan yang kerap disapa Mpok Rini ini bekerja sebagai karyawan pabrik perusahaan farmasi yang berlokasi di Cikarang. Namun, kondisi ruangan kerja yang terlalu dingin membuatnya sering sakit-sakitan sehingga tidak dapat bekerja dengan maksimal. Hingga pada tahun 2016, Mpok Rini harus berhenti menjadi karyawan pabrik akibat pemutusan hubungan kerja dari perusahaannya.

Berkurangnya penghasilan membuatnya berpikir untuk kembali mencari kerja. “Awalnya sih saya berpikiran untuk jualan, cuma saya lihat keadaan di sekitar saya sudah banyak banget yang jualan, itu juga belum tentu laku,” sebutnya.

“Jadi berhubung kondisi kesehatan masih memungkinkan untuk ke sana ke mari naik motor, ya saya putuskan jadi driver ShopeeFood saja untuk penghasilan utama dan alhamdulillah bisa memenuhi kebutuhan rumah,” ujar Mpok Rini.

Cerita dari Nuzula dan Mpok Rini, menunjukkan bahwa kaum perempuan dapat berbuat banyak dalam meningkatkan kualitas hidup, dengan semakin banyaknya kesempatan yang tersedia di era teknologi digital.

Kedua Kartini modern ini merupakan sedikit contoh perempuan Indonesia yang memberikan inspirasi untuk bisa terus berani maju dan tetap berkomitmen dalam menghadapi tantangan.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi