Almarhumah Hj Suryati (Analisadaily/istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Atletik Indonesia dan Sumut berduka. Mantan pelari jarak jauh putri nasional Hj Suryati yang juga Pelatih Atletik PPLP Sumut, Sabtu (23/4) meninggal dunia.
Suryati (52 tahun) meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di jalan tol menuju Pekanbaru, saat ia bersama suami tercinta H Irwan Pulungan yang juga mantan atlet atletik Sumut, dan putri sulungnya, dalam perjalan mudik lebaran menuju Semarang kampung halamannya.
Suryati diduga meninggal akibat benturan di bagian kepala. Sementara suaminya, Irwan Pulungan dan putrinya mengalami luka-luka.
Jenazah Suryati, setelah dibawa ke RS Awal Bross Pekanbaru, selanjutnya dibawa ke Medan. Diperkirakan, jenazah tiba di rumah duka di Kompleks Menteng Indah, Minggu (24/4) pagi, untuk selanjutnya dimakamkan.
"Laju mobil kami tidak terlalu kencang. Saya pun saat itu tertidur di samping supir.Tiba-tiba mobil kami dihantam dari belakang," ujar Irwan Pulungan sambil terisak saat dihubingi via handphone.
Irwan,mantan pelari jarak menengah andalan Sumut era 1980-an, menjelaskan, ia bersama almarhumah memang sejak awal berencana merayakan Idul Fitri tahun ini di kampung halaman almarhumah di Semarang.
"Satu putri kami sudah berangkat lebih dulu naik pesawat, sementara kami menyusul menggunakan jalan darat karena saya memang khawatir akan ketinggian,' tambah Irwan sedih.
Atas nama keluarga, Irwan mohon doa dan maaf kepada semua pihak atau orang-orang yang mengenal almarhumah di masa hayatnya. "Kami mohon maaf kalau ada salah salah almarhumah dia masa hayatnya. Kami mohon doanya kiranya almarhumah mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT," ujarnya.
Suryati di era 1980-an adalah salah satu pelari terbaik nasional di nomor lari 5.000 m, 10.000 m dan maraton. Ia juga menyumbangkan medali emas untuk Indonesia di SEA Games 1985 Malaysia.
Suryati, asal Semarang, selanjutnya menetap di Medan setelah ia menikah dengan Irwan Pulungan. Dari pernikahannya tersebut, mereka dikaruniai dua orang putri.
Setelah menetap di Medan Suryati juga menjadi andalan Sumut, bahkan mempersembahkan emas di PON 1989.
Setelah mengakhiri karirnya di atletik, Suryati yang tercatat sebagai ASN di Dispenda Medan ini, melanjutkan karirnya sebagai pelatih.
Bersama suaminya Irwan Pulungan, mereka mengasah talenta-talenta atletik Sumut, termasuk menggulirkan program andalan "Pelatda Menteng". Para atlet diinapkan bersebelahan dengan tempat tinggal mereka.
Dari polesan almarhumah lahir atlet-atlet potensial Sumut seperti Edy Haryanto Harahap, Nyai Prima Agita Siregar, Jende Ngena Bangun, Yogi Triono, Sugianto dan lainnya.
Berduka
Ketua Umum KONI Sumut John Ismadi Lubis bersama Sekum Chairul Azmi Hutasuhut ketika dihubungi menyatakan rasa duka yang mendalam, dan sangat kehilangan atas meninggalnya almarhuma Hj Suryati.
"Kami merasa kehilangan atas kepergian almarhumah. Ia adalah satu satu contoh patriot olahraga sejati. Setelah menjadi atlet, ia dengan penuh dedikasi, sabar dan tanggungjawab menurunkan ilmu-ilmu atletik yang dimilikinya. Semoga semua menambah amal ibadahnya," ujar John Lubis.
Hal senada disampaikan Chairul Azmi yang dikenal sebagai tokoh atletik Sumut. "Almarhumah Suryati pantas menjadi contoh. Sejak menjadi atlet hingga akhir hayatnya sebagai pelatih, ia tidak pernah mengeluh. Pendekatannya terhadap atlet juga patut dipuji karena ia dapat menjalankan sebagai kakak dan ibu bagi atletnya," kata Chairul sedih.
Insha Allah mbak Suryati orang baik, semoga engkau mendapat tempat terbaik di sisi Allah.
(MP/JG)