SMA Methodist Tanjungmorawa Gelar Pensi dan Pameran

SMA Methodist Tanjungmorawa Gelar Pensi dan Pameran
Pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) Methodist Tanjungmorawa, mengenakan pakaian adat Batak saat menampilkan salah satu tarian budaya di Sumatera Utara (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Tanjungmorawa - Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta Methodist Tanjungmorawa gelar pentas seni (Pensi) dan pameran dengan thema Satu Gerak Dalam Profil Pelajar Pancasila yang dilaksanakan di lokasi SMA Swasta Methodist Tanjungmorawa, Kecamatan Tanjungmorawa, Kabupaten Deliserdang, Kamis (12/5).

Ketua panitia pelaksana, Thimotius, melaporkan kegiatan itu merupakan puncak dari proyek Program Sekolah Penggerak (PSP) yang selama ini kami jalankan. Bertemakan satu gerak dalam profil pelajar Pancasila.

Sekolah penggerak adalah upaya untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian melalui terciptanyaprofil (kompetensi) pelajar Pancasila. Hingga seluruh warga sekolah juga demikian harus bersama-sama bekerja keras agar mencapai tujuan bersama. Untuk itu kami, kami pun berharap ini menjadi wadah untuk menampilkan dan mewujudkan kreatifitas dengan hal yang positif.

"Semoga acara pensi itu dapat menjadi motivasi bagi seluruh siswa untuk terus menggali potensi diri, mengembangkan dan berprestasi dalam berbagai bidang terutama bidang pendidikan," katanya.

"Kami sebagai panitia memohon maaf yang setulus-tulusnya apabila dalam persiapan serta pelaksanaan kegiatan ini banyak hal-hal yang kurang berkenan. Untuk kedepannya kami akan berusaha menjadi lebih baik lagi," tambahnya.

Pengawas Komite Pembelajaran, Hamlan Nasution, mengatakan pensi dan pameran harus kita dukung. Sebab manfaatnya sangat besar untuk anak anak sekolah.

"Berapa manfaat untuk masa depan anak anak, seperti melakukan pola hidup berkelanjutan dan memanfaatkan sampah menjadi kompos, kewirausahaan, berbhinekaan global dengan thema aksi sosial dengan berbagi kepada sesama," sebutnya.

Kacabdis Lubukpakam, Dinas Pendidikan Sumut, August Sinaga, mengatakan sekolah penggerak adalah sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan profil (kompetensi) pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi dan karakter yang diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).

"PSP adalah upaya untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila," jelasnya.

PSP berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).

Kemudian, PSP merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya. PSP akan mengakselerasi sekolah untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju. Program dilakukan bertahap dan terintegrasi dengan ekosistem hingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi PSP.

Intinya, pengembangan karakter dan softskill anak anak dengan muatan 6 dimensi. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Berbhinekaan global. Bernalar Kritis. Kreatif. Mandiri dan Gotong-royong sekaligus membuka pentas seni dan pameran satu gerak dalam profil pelajar Pancasila.

Sebelumnya, Kepala Sekolah SMA Swasta Methodist Tanjungmorawa, Dr Resien, didampingi PKS Kurikulum, Pesta Manurung dan Humas Sekolah Methodist Tanjung Morawa Karnadi mengatakan, PSP yang menggunakan kurikulum merdeka. Maksudnya Merdeka, anak anak diberikan kebebasan dalam hal belajar di sekolah maupun di luar sekolah.

Berbeda dengan kurikulum K13 artinya, pembelajaran itu masih sekolah yang mengatur tapi disesuaikan dengan minat anak. Persentasenya masih di atur oleh sekolah sesuai dengan hasil test.

Pensi dan pameran, project profil pelajar Pancasila ini adalah program sekolah penggerak. Beberapa projects, gaya hidup berkelanjutan sudah menghasilkan produk, pupuk organik padat dan cair yang diolah dari sampah. Kewirausahaan dengan menjual produk dan anak-anak dilatih untuk jualan dengan pantang menyerah, kreatif dan inovatif serta anak-anak dilatih jualan di sekolah. Kemudian, Bhinneka Tunggal Ika, anak-anak disuruh dan peduli kepada sesama serta berbagi.

Perlombaan yang digelar, lomba pameran, kuliner, poster dan diadakan kuis agar anak-anak jangan bosan dengan kegiatan. Tujuannya untuk menerapkan dan mengembangkan enam dimensi pelajar Pancasila kepada seluruh anak-anak yang melibatkan anak anak kelas 10, 11 dan 12, kata Resien.

(KAH/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi