Waskita Karya Akan Bangun PLTA di Aceh

Waskita Karya Akan Bangun PLTA di Aceh
Gubernur Aceh, Nova Iriansyah saat menerima kunjungan manajemen Waskita Karya, dalam rangka membahas rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) (Analisadaily/Muhammad Saman)

Analisadaily.com, Banda Aceh - Waskita Karya akan membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Aceh, dengan nilai investasi Rp 30 triliun. Pemerintah Aceh siap membantu segala bentuk investasi yang muaranya dapat bermanfaat bagi masyarakat.

“Sebagai perusahaan negara, saya berharap investasi ini bisa serius dikerjakan,” kata Gubernur Aceh, Nova Iriansyah saat menerima kunjungan manajemen Waskita Karya di Meuligoe Gubernur, Sabtu (4/6).

Berdasarkan studi potensi, tiga kawasan di aliran Sungai Tamiang memiliki potensi untuk dibangun bendungan yang nantinya menjadi sumber pembangkit tenaga listrik. Ketiga kawasan tersebut yaitu Desa Lesten di Gayo Lues, Desa Batu Sumbang di Aceh Timur dan Desa Pasir Putih di Bener Meriah.

Bendungan yang akan dibangun di ketiga kawasan tersebut berpotensi menghasilkan pembangkit listrik sebesar 503 megawatt (MW). Ia berharap, investasi pembangunan pembangkit listrik energi baru terbarukan tersebut serius dikerjakan oleh Waskita Karya. Menurutnya, setiap pembangunan pasti mengalami kendala dan tantangan.

Namun itu semua dapat diatasi bila pihak perusahaan serius dan komit dengan rencana investasinya.

“Selain itu, terkait lingkungan saya yakin dengan teknologi terbaru saat ini pembangunan akan ramah lingkungan,” kata Nova.

Nova juga meyakini, hadirnya tiga kawasan pembangkit listrik tersebut menjadi keseimbangan baru yang lebih baik bagi masyarakat di sekitar. Ia yakin pembangunan tersebut akan membawa banyak manfaat baik bagi masyarakat Aceh.

Direktur Operasional III Waskita Karya, Gunadi, mengatakan saat ini pihaknya menjalin kerja sama dengan Inalum untuk membangun Smelter di kawasan Kuala Tanjung, Sumatera Utara. Pengoperasian smelter tersebut membutuhkan suplai listrik sebesar 900 sampai 1.000 MW.

“900 MW ini tidak bisa dihasilkan oleh satu bendungan pembangkit listrik saja. Berdasarkan studi kami ada sungai di Aceh yang memenuhi kriteria, yaitu Sungai Tamiang,” kata Gunadi.

Gunadi mengatakan, pihaknya nanti akan membangun bendungan untuk pembangkit listrik di tiga kawasan aliran sungai Tamiang tersebut. Ketiga kawasan tersebut masuk dalam Kabupaten Aceh Timur, Gayo Lues dan Bener Meriah. Diperkirakan pembangkit listrik di ketiga kawasan tersebut bila selesai dibangun nantinya berpotensi menghasilkan 500 megawatt.

Gunadi mengatakan, nilai investasi pembangunan pembangkit listrik tenaga air tersebut mencapai sekitar Rp 30 triliun.

“Setelah memenuhi berbagai tahapan perizinan dan studi, paling cepat konstruksinya bisa dimulai di tahun 2024,” ujar Gunadi.

Gunadi menyebutkan sejumlah manfaat yang didapat masyarakat Aceh jika pembangkit listrik tenaga air itu dibangun, yaitu menjadi lumbung pasokan air bersih, penyerapan tenaga kerja saat konstruksi maupun operasional PLTA, pengendali banjir dan menambah pendapatan daerah.

“Sudah satu tahun lebih untuk mencari lokasi, mudah-mudahan Tamiang ini bisa menjadi lokasi potensi yang besar dan memberi dampak yang bnyak bagi provinsi ini, baik ketersediaan air bersih maupun energi,” ujar Gunadi.

(MHD/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi