Orang-orang berjalan di pusat media utama Qatar National Convention Center menjelang Piala Dunia FIFA 2022, di Doha, Qatar pada 3 November 2022. (Reuters/Stringer)
Analisadaily.com, Qatar - Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) menulis surat kepada tim Piala Dunia mendesak mereka untuk fokus pada sepak bola di Qatar dan tidak membiarkan olahraga terseret ke dalam "pertarungan ideologis atau politik".
Surat dari Presiden FIFA, Gianni Infantino dan Sekjen FIFA, Fatma Samoura, dikirim menyusul sejumlah protes yang dilakukan tim Piala Dunia, mengenai isu-isu mulai dari hak LGBTQ+ hingga kekhawatiran atas perlakuan terhadap pekerja migran.
"Tolong, sekarang mari kita fokus pada sepak bola!," Sky News mengutip pernyataan Infantino dan Samoura dalam suratnya kepada 32 negara peserta Piala Dunia.
"Kami tahu sepak bola tidak hidup dalam ruang hampa dan kami sama-sama sadar ada banyak tantangan dan kesulitan yang bersifat politik di seluruh dunia. Tapi tolong jangan biarkan sepak bola terseret ke dalam setiap pertarungan ideologis atau politik yang ada," isi surat itu.
Dilansir dari Reuters dan Channel News Asia, Jumat (4/11), FIFA tidak dapat memberikan komentar segera ketika dihubungi oleh Reuters.
Piala Dunia, yang pertama diadakan di Timur Tengah, dimulai pada 20 November. Tim sepak bola Australia pekan lalu berbicara menentang rekor Qatar tentang hak asasi manusia dan hubungan sesama jenis.
Para pemain Denmark akan melakukan perjalanan ke Piala Dunia tanpa keluarga mereka sebagai protes terhadap catatan hak asasi manusia negara itu, FA Denmark (DBU) mengatakan kepada media lokal bulan lalu.
Football Australia tidak dapat memberikan komentar langsung kepada Reuters tentang surat FIFA pada hari Jumat. Reuters juga menghubungi DBU untuk memberikan komentar.
Penyelenggara Piala Dunia telah mengatakan bahwa setiap orang, terlepas dari orientasi seksual atau latar belakang mereka, dipersilakan, sementara juga memperingatkan agar tidak menunjukkan kasih sayang di depan umum.
Qatar telah mengakui ada "kesenjangan" dalam sistem perburuhannya tetapi Piala Dunia telah memungkinkan negara itu untuk membuat kemajuan dalam hak-hak pekerja.
"Di FIFA, kami mencoba menghormati semua pendapat dan keyakinan, tanpa memberikan pelajaran moral ke seluruh dunia," kata Infantino dalam surat itu, menurut Sky.
“Salah satu kekuatan besar dunia memang keragamannya, dan jika inklusi berarti apa-apa, itu berarti menghormati keragaman itu. Tidak ada satu orang atau budaya atau bangsa yang 'lebih baik' dari yang lain.
"Prinsip ini adalah batu fondasi yang paling mendasar dari saling menghormati dan non-diskriminasi. Dan ini juga merupakan salah satu nilai inti dari sepak bola. Jadi, tolong kita semua ingat itu dan biarkan sepak bola menjadi pusat perhatian."
(CSP)