Sepp Blatter: Iran Harus Dikeluarkan dari Piala Dunia 2022

Sepp Blatter: Iran Harus Dikeluarkan dari Piala Dunia 2022
Mantan Presiden Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA), Sepp Blatter (Marca/AP/LW)

Analisadaily.com, Qatar - Menjelang Piala Dunia 2022, Sepp Blatter, mengeluarkan beberapa pernyataan yang menyita perhatian, termasuk salah dalam memilih Qatar sebagai tuan rumah turnamen terbesar dalam sepak bola tersebut. Tidak lama setelah mengungkapkan itu, mantan Presiden Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) ini kemudian menyerukan agar Iran dikeluarkan dari perhelatan akbar itu.

Alasannya menyatakan itu sebagai pembalasan atas perlakuan negara tersebut terhadap kematian seorang wanita dalam tahanan polisi moralitas.

Pada bulan September, seorang wanita Kurdi Iran, Mahsa Amini, ditangkap karena diduga melanggar aturan berpakaian Iran, tetapi pemerintah Iran menuduh musuhnya melakukan kerusuhan atas penangkapannya.

Publikasi Swiss, Blick, memperlihatkan video Blatter yang menuduh FIFA tidak memiliki keberanian untuk melakukan apa yang diperlukan terkait Iran.

"Iran harus dikeluarkan dari Piala Dunia," kata Blatter, yang menambahkan jika dia adalah presiden FIFA, dia pasti sudah menyingkirkan Iran dari kompetisi.

"Dia, Gianni Infantino, sudah kesulitan menyiapkan dana bersama dengan Qatar, untuk semua pekerja yang tewas dalam pembangunan infrastruktur. Saya pikir itu harus dilakukan seseorang di FIFA yang memiliki keberanian. Tapi Infantino tidak melakukannya. Bahkan tidak berani memberikan jawaban kepada wartawan," ujar Blatter dilansir dari Marca, Sabtu (12/11).

Awal pekan ini, Blatter mengakui memberikan Qatar Piala Dunia 2022 adalah sebuah kesalahan. Negara Arab itu menang pada 2010 setelah keputusan kontroversial dan kontroversial yang berperan dalam membuat Blatter harus mundur pada 2015.

Blatter memimpin FIFA selama 17 tahun, tetapi setelah skandal yang akhirnya memberikan Qatar Piala Dunia tahun ini, menyebabkan dia dilarang bermain sepak bola hingga 2028.

"Ini negara yang terlalu kecil. Sepak bola dan Piala Dunia terlalu besar untuk itu. Itu adalah pilihan yang buruk. Dan saya bertanggung jawab untuk itu sebagai presiden saat itu," kata Blatter.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi