Sumut Jadi Pilot Proyek Minyak Makan Merah Nasional (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Deliserdang - Sumatera Utara (Sumut) akan menjadi proyek percontohan (pilot project) pabrik minyak makan merah yang akan diandalkan sebagai alternatif minyak makan bagi masyarakat luas.
Tiga pabrik dengan kapasitas 10 ton minyak makan per hari sedang dikerjakan, masing-masing 1 unit di wilayah Kabupaten Deliserdang, 1 unit di wilayah Kabupaten Langkat, dan 1 unit di wilayah Kabupaten Asahan.
Dalam kunjungan kerjanya, Jumat (6/1), Menteri BUMN Erick Tohir meninjau pabrik minyak makan merah di Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deliserdang, Sumut. Dalam kesempatan itu Erick melihat dari dekat bangunan fisik pabrik yang akan dikelola Koperasi Petani Kelapa Sawit yang berada di areal Kebun Tanjung Garbus Afdeling VI PTPN2 dan berada persis di samping Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Pagar Merbau milik PTPN2, didampingi oleh Deputi bidang Sumber Daya Manusia, Teknologi dan Informasi, Tedi Bharata, Dirut Holding PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani, Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah, Anggota Komisi VI DPR RI, Rudi Hartono Bangun, Bupati Deliserdang, Ashari Tambunan, Direktur Pelaksana PTPN III, Ahmad Haslan Saragih, Direktur PTPN II Irwan Perangin- Angin, Direktur PTPN IV Sucipto, Direktur PTPN I, Ahmad Gusmar Harahap, Direktur PPKS M Edwin S Lubis, Kapolres Deliserdang, Kombes Pol Irsan Sinuhaji, Dandim 0204 DS Letkol CZI Yoga Febrianto, serta sejumlah SEVP lingkungan PTPN Group, Menteri mendapat penjelasan rinci tentang proses dan prospek minyak makan merah ke masa depan.
Doktor Frisda R Panjaitan, Bidang Hilirisasi minyak kelapa sawit PPKS menyebutkan, di samping bisa bersaing di pasar karena harga jualnya yang lebih kompetitif, minyak makan merah juga memiliki kandungan vitamin yang lebih tinggi dibanding minyak makan konvensional yang dikenal selama ini.
"Hanya saja, warnanya tidak sejernih minyak makan biasanya karena mengandung vit A yang sangat tinggi," jelas Frisda.
Dalam sambutannya, Menteri BUMN Erick Tohir merasa optimis proyek minyak makan merah yang lahir dari upaya mengatasi persoalan minyak makan yang selama ini selalu terjadi, akan bisa menjadi salah satu solusi.
"Minyak makan merah ini juga mengandung Vitamin A dan E, sehingga dapat membantu mengatasi stunting yaitu gangguan pertumbuhan anak akibat kekurangan gizi. Nah kawan-kawan media sudah mendengar tadi, makanya tidak harus putih yang menarik, tapi yang agak gelap pun ternyata cukup baik juga," ujar Erick, disambut meriah undangan yang hadir dalam peninjauan tersebut.
Di sisi lain, Menteri BUMN berharap, proyek ini bisa berjalan dengan baik dan diharapkan bisa menjadi contoh untuk kemudian dikembangkan ke seluruh tanah air. Jika ini berhasil, maka bukan hanya petani kelapa sawit yang diuntungkan tetapi juga seluruh rakyat Indonesia.
"Karena kepentingan rakyat lah yang menjadi tujuan utama kita yang telah diberi tanggungjawab untuk meningkatkan kesejahteraannya," ujar Erick.
Direktur Utama Holding PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani mengatakan, Pabrik Minyak Makan Merah dibuat di areal pabrik kelapa sawit PTPN II Pagar Merbau agar dapat diawasi pelaksanaannya hingga pabrik yang menghasilkan 10 ton minyak makan merah ini berproduksi dengan baik.
Mohammad Abdul Ghani menambahkan, di tahun 2022 produktifitas PTPN II naik 25 persen. “Sungguh pencapaian yang luar biasa, saya selama 38 tahun di PTPN belum pernah mengalami kenaikan produktifitas sampai 25 persen ini,” ujar Abdul Ghani.
(REL/RZD)