Info Haji 2023

Ibadah Tarwiyah untuk Jemaah Haji Tidak Difasilitasi

Ibadah Tarwiyah untuk Jemaah Haji Tidak Difasilitasi
Direktur Bina Haji Kemenag RI Arsad Hidayat (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Mekkah - Kementerian Agama (Kemenag) menegaskan tidak akan memfasilitasi pelaksanaan ibadah tarwiyah demi menjaga kondisi fisik jamaah jelang puncak haji, 9 Dzulhijjah.

Keputusan tersebut diambil berdasarkan pengalaman beberapa tahun sebelumnya, saat Kemenag masih memberikan fasilitas tarwiyah pada jemaah.

Tarwiyah adalah proses menginap jemaah haji di Mina sebelum melaksanakan wukuf di 'Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah. Tarwiyah dilakukan calon haji dengan cara meninggalkan Mekkah menuju Mina di pagi hari pada 8 Dzulhijjah (miqat zamani) dengan berpakaian ihram dan berniat menunaikan ibadah haji.

Di Mina mereka menunaikan salat Zuhur, Asar, Magrib, Isya hingga salat subuh tanggal 9 Dzulhijah. Setelah melakukan kajian, dan berdasarkan pengalaman pengalaman sebelumnya, pemeritah merasa tidak mungin memfasilitasi kegiatan tarwiyah.

"Dari pengalaman sebelumnya, memberangkatan 221 ribu jemaah itu butuh waktu dari pagi sampai jam 12 malam, itu hanya untuk memobilisasi dari Mekkah ke Arafah. Sehingga, tidak bisa dibayangkan bagaimana rumitnya mobilisasi ke dua tempat nyaris bersamaan, pertama ke Mina untuk Tarwiyah tapi juga memobilisasi jamaah ke arafah," kata Direktur Bina Haji, Arsad Hidayat, Selasa (20/6).

Di sisi lain, pemerintah juga tidak bisa sepenuhnya melarang jemaah melakukan ibadah tarwiyah. Karena itu, sebagai jalan tengah, pemerintah tidak bisa melarang tapi memberikan syarat kepada jamaah atau KBIHU yang igin melakukan tarwiyah.

Kemenag, lanjut Arsad, kepada siapa saja yang melakukan tarwiyah harus mengisi surat pernyataan berisi semacam komitmen bertanggung jawab terhadap apa apa yang dilakukannya.

Dijelaskan Arsad, satu sisi, haji merupakan ibadah fisik karena medannya cukup berat, sehingga saat pelaksanaan kondisi jamaah tidak drop. Di sisi lain pemerintah tetap harus juga mengambil peran di sana.

"Karena itu, tetap ada beberapa tim yang diutus untuk melakukan monitoring semoga tidak ada apa-apa," ujar Arsad.

Berdasarkan pendataan yang telah dilakukan melalui googleform, suda ada 4.907 jamaah yang menyatakan dirinya akan menjalankan tarwiyah. Namun, jumlah tersebut, dikatakan Arsad belum final karena pendataan masih berlangsung dan ditunggu sampai 7 Dzulhijjah.

"Kalau perkirannya mungkin ada, tapii yang ikut masih dinamis. Bisa jadi, sebagian ingin ikut, tapi berpikir lagi tidak jadi atau ada orang yang belum memutuskan," terang Arsad.

Kepala Seksi Bimbingan Ibadah (Kasi Bimbad) PPIH Arab Saudi Daker Madinah, Yendra Al Hamidy menjelaskan, tarwiyah secara fikihnya ada. Rasulullah juga pernah melaksanakan salat Tarwiyah pada 8 Dzulhijjah.

"Tetapi karena jemaah yang luar biasa, (jumlah) lansia yang luar biasa, sebaiknya tidak memaksa menjalankan," ujar Yendra.

Diingatkan, Yendra, bahwa puncak ibadah haji di Arafah hingga Mina ini membutuhkan kesiapan energi, fisik, dan mental yang luar biasa.

"Jemaah yang tarwiyah silakan. Intinya yang sunah silakan jalankan. Tapi jangan sampai terjadi yang tidak diinginkan, karena besoknya akan wukuf di Arafah," pungkasnya.

(KAH/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi