"Terkait zakat ini, saya pikir sudah memperluas bukan hanya ASN. Untuk kaum muslim insya Allah, akan kita imbau. Kita sampaikan ada kewajiban zakat dan kemanfaatannya. Dan kepada lembaga di luar pemerintahan, mungkin ke pihak bank, kelompok usaha, yang membuat semarak lagi untuk berzakat," terang Syarmadani, Sabtu (12/8).

Menurut Syarmadani, mengenai zakat ini memang harus toleransi bersama. Hanya saja, zakat merupakan urusan pribadi ke pribadi. Dalam posisi ini, ada yang kadang memilih untuk menyalurkan sendiri.

Syarmadani berharap kepada Baznas Kota Tebingtinggi untuk membangun kepercayaan publik, agar mempublish (menerbitkan/menyebarluaskan) kegiatan yang telah dilakukan selama ini. Melalui media sosial, semisal Instagram atau Tik Tok ataupun media sosial lainnya.

"Nantinya, sediakan nomor kontak yang bisa dihubungi. Intinya, kita tetap berusaha guna meyakinkan orang-orang. Dengan hal ini, orang makin percaya yakin dan menambah niat tambahan akan Baznas," terang Syarmadani.

Ketua Baznas Kota Tebingtinggi, Khuzamri Amar, meyampaikan maksud kunjungan Baznas untuk menjalin silaturahmi. Sekaligus menyampaikan program kegiatan yang telah dilakukan.

"Potensi zakat di Tebingtinggi sekitar Rp 3,5 miliar. Terealisasi sekitar Rp 1,2 atau RP 1,3 miliar, dengan persentase sangat kecil dan itu yang menjadi kendala. Karena itu, untuk ASN kiranya perlu ada Surat Edaran (SE) dari Penjabat Wali Kota. Mudah-mudahan, apa yang kami sampaikan menjadi masukan yang dapat di follow up," ucap Ketua Baznas.

(CHA/RZD)