Sintua (St) Drs Ungkap MP Sianturi (jas putih) dalam acara peluncuran bukunya berjudul ‘Ugari dohot Ulaon Adat ni Halak Batak Toba’ di Kota Medan, Minggu (20/8) (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan – Buku ‘Ugari Dohot Ulaon Adat Ni Halak Batak Toba’ karya St Drs Ungkap MP Sianturi, yang memuat tentang prinsip dan makna filosofi dalam berbagai ritus adat resmi diluncurkan pada Minggu (20/8). Penulis akan menghantarkan para pembaca untuk mengetahui lebih dalam mengenai Ugari/adat Batak Toba.
Editor buku ‘Ugari dohot Ulaon Adat ni Halak Batak Toba’, Manguji Nababan, mengatakan berbagai ritus adat Batak Toba diterangkan dalam buku ini, seperti Partuturon termasuk pengertian dan berbagai hal mulai dari partuturon, parjambaran, ulos baik ulos herbang maupun ragam ulos herbang, hingga umpama dan umpasa.
“Menariknya, buku ini memuat berbagai ulaon adat seperti martonggo raja/ria raja, marhata adat/marsinabung, mangaririt/martandang, marhori dinding, marhata husip/marhusip,” kata Manguji diacara launching buku yang diramaikan penampilan Cisilia Siagian dengan ‘Mangandung’ dan diiringi suling Marsius Sitohang.
Manguji Nababan lanjut menjelaskan, selain itu, Sintua Ungkap juga mengulas tentang martumpol, marhata sinamot laos marpudun saut, termasuk pamasu-masuon dohot ulaon unjuk mulai dari pamasu-masuon, ulaon adat marunjuk/mangadati, partording ni parmasuk tu gedung/alaman, marsipanganon dohot marbagi jambar, manjalo tumpak, marhata dohot pasahat ulos, ulaon sadari (paulak une dohot tingkir tangga), mangalu, manuruk-nuruk, pasahat sulang-sulang pahompu.
Masih banyak lagi yang diulas, diantaranya pasahat ulos tondi, pajaehon anak dohot boru, maresek-esek; manaruhon aek ni unte, ulaon tardidi dohot pasahat ulos parompa, marebatebat (paebathon ianakhon), paampuhon marga, mangain, mangadopsi; anak/boru, paampuhon/paabinghon marga, mangain; anak/boru, mangadopsi; anak/boru.
Sintua (St) Drs Ungkap MP Sianturi (jas putih) menyampaikan sambutan dalam acara peluncuran bukunya berjudul ‘Ugari dohot Ulaon Adat ni Halak Batak Toba’ di Kota Medan, Minggu (20/8)
Lalu, manulangi Tulang, ulaon malua sian panghangkungi, mamasuhi jabu sibaganding tua, manulangi dohot pasahat ulos matua, pasahat ulos matua, sulang-sulang pomparan, sulang-sulang saompu(martumbur arang), sulang-sulang hapunjungan (tohon-tohonan), dan sulang-sulang hariapan.
Dalam buku 142 halaman ini, kata Manguji, bukan hanya dalam ritus sukacita, buku ini juga berisikan ritus adat dukacita atau Ulaon arsak ni roha seperti Mareme na bibi, mate di papan dohot mate di lampin, Mate dakdanak, Mate ponggol/matipul ulu, Mate punu, Mate mangkar, Mate sari matua, Mate saur matua, Mate saur matua mauli bulung.
“Mangungkap hombung dan Manambak dohot manuan ompu ompu termasuk Mangongkal holi/panangkok saring saring ni natua-tua,” tutur Manguji.
Buku Penting
Pada peluncuran buku ini, tokoh masyarakat, Dr Rustam Efendi (RE) Nainggolan, Ketua Yayasan Pelestari Kebudayaan Batak, St. Prof. Dr. Albiner Siagian, dan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), Darwin Sitompul, memberikan apresiasi kepada St Ungkap Sianturi karena memberikan pegangan pengetahuan untuk masyarakat di masa depan lewat bukunya.
Sintua (St) Drs Ungkap MP Sianturi (jas putih) bersama Dr Pantas Silaban (kiri), Prof Himsar Ambarita, Manguji Nababan dan Prof Albiner Siagian (kanan) diacara peluncuran buku ‘Ugari dohot Ulaon Adat ni Halak Batak Toba’ di Kota Medan, Minggu (20/8)
“Saya sangat mengapresiasi penulis yang menerbitkan buku penting ini, bernilai dan mendalam. Melalui karyanya ini, penulis telah memberikan legacy yang menjadi pegangan bagi masyarakat khususnya di generasi muda di masa mendatang,” kata RE Nainggolan.
Menurut Albiner, buku ‘Ugari Dohot Ulaon Adat Ni Halak Batak Toba’ yang diterbitkan dalam bahasa Batak Toba tersebut sangat lah penting. Apalagi, penutur dan pemakaian bahasa Batak sudah berada dalam posisi yang cukup mengkhawatirkan. Bukan saja di perantauan, bahkan di kalangan pemakai bahasa Batak di Bona Pasogit juga sudah mulai mengalami penurunan.
“Saya sampaikan rasa sukacita atas terbitnya buku ini. Betapa buku ini sangat berharga untuk didalami secara prinsip dan filosofi berbagai ragam rupa ritus adat budaya batak Toba baik sukacita maupun dukacita,” ucap Rektor Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Tarutung itu.
Darwin Sitompul mengapresiasi penerbitan buku ini, dan berharap generasi milenial sekarang tetap harus mengetahui makna adat budaya sehingga insan muda tetap mempunyai identitas asli dari mana dia berasal.
“Saya mengapresiasi penulis, yang dalam usia 78 tahun masih bisa produktif untuk berkarya dalam menulis buku, sebagai warisan intelektual yang tidak lekang oleh waktu,” tutur Darwin.
Penulis: St Drs Ungkap MP Sianturi lahir di Lintong ni Huta pada 17 Agustus 1945, menamatkan sekolah SD, SMP dan SMA di Pematang Siantar, selanjutnya melanjutkan pendidikannya ke Akademi Pelayaran Medan dan berkarir di UP I Pertamina Pangkalan Brandan di Pangkalan Susu, Langkat.
Pada tahun 1969 menikah dengan Siti Odor Lumbantoruan dan telah dikarunia 1 orang anak laki-laki, 9 orang anak Perempuan, 27 orang pahompu/cucu, dan 6 orang cicit. Beliau sekarang menikmati masa pensiunnya di kota kecil Pangkalan Susu, Langkat.
Ingin memiliki buku ‘Ugari dohot Ulaon Adat ni Halak Batak Toba’ dapat menghubungi
Thasya Siagian: 085361060134, atau
Bonardo Marpaung: 085276167726.
(CSP)
