Belum Ada Penelitian Air Galon Guna Ulang Sebabkan Kanker Prostat

Belum Ada Penelitian Air Galon Guna Ulang Sebabkan Kanker Prostat
Ilustrasi (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Penyebab terjadinya kanker prostat hingga kini masih belum diketahui secara pasti, namun faktor yang bisa meningkatkannya terjadi sudah diketahui. Karena itu informasi yang menyatakan air galon isis ulang itu bisa menyebabkan penyakit kanker prostat sangat diragukan.

"Resiko kanker prostat ini terutama terjadi pada orang-orang berkulit hitam yang memiliki pola makan daging merah," kata Dokter Spesialis Urologi, dr. Muhammad Royanul Firdaus, Sp.U, Selasa (26/9).

"Itu hanya faktor resikonya saja. Sampai sekarang penyebab belum diketahui," ucap Royanul, yang berpraktik di RSUD Tugurejo Semarang ini.

Menurut dia, berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat ditemukan bahwa mereka yang mengkonsumsi lebih banyak daging merah, resiko terjadinya kanker prostat itu lebih besar.

"Dari data statistik terlihat, ternyata penderita kanker prostat itu cukup tinggi pada pria kulit hitam karena suka makan daging merah. Begitu juga orang-orang Jepang yang pindah ke Amerika, itu faktor resikonya untuk mengalami kanker prostat juga cukup tinggi karena suka makan daging merah," ucapnya.

Untuk gejala-gejala kanker prostat itu sendiri juga sangat bervariasi, mulai dari tanpa gejala sampai dengan gejala keluhan susah buang air kecil. Dia menuturkan untuk yang tanpa gejala, kemungkinan bisa terjadi untuk orang yang sudah usia lanjut yang kondisinya tiba-tiba tidak bisa jalan.

"Kondisinya tiba-tiba melemah dan dalam kondisi kesadaran menurun. Ternyata ada tulang yang tahu-tahu patah sendiri," katanya.

Jadi, untuk mendiagnosa seseorang itu mengalami kanker prostat atau bukan, itu biasanya dibaca dari faktor -faktor resikonya.

"Tapi, belum ada satu penelitian pun yang menemukan penyebab langsung dari kanker prostat ini," ungkapnya.

Karenanya, dia juga membantah isu-isu yang menyatakan bahwa air galon guna ulang itu bisa menyebabkan penyakit kanker prostat.

"Sebab, hingga kini penyebab pastinya masih belum diketahui," terangnya.

Untuk pengobatan kanker prostat juga disesuaikan dengan tingkat keparahan kanker dan kondisi pasien secara keseluruhan. Metode pengobatan yang dapat dilakukan terhadap penderita kanker prostat ini adalah operasi, radioterapi, terapi hormon, kemoterapi, dan krioterapi.

"Karena penyebabnya yang belum diketahui, maka cara untuk mencegah kanker prostat ini juga ada hingga saat ini. Namun, resiko terkena kanker ini dapat dikurangi dengan menjalani pola makan sehat, tidak merokok, membatasi konsumsi minuman beralkohol, dan berolahraga rutin," ujar Royanul.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat menyebut salah satu gejala kanker prostat adalah susah buang air kecil. Sementara, Layanan National Health Services (NHS) di Inggris memperingatkan bahwa kanker prostat biasanya berkembang perlahan-lahan. Hal itu memungkinkan pasien tak menyadari gejalanya selama bertahun-tahun.

Sebelumnya, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Prof DR dr Aru Wisaksono Sudoyo SpPD-KHOM FINASIM FACP juga mengatakan bahwa hingga saat ini bahan BPA yang terdapat dalam kemasan plastik Polikarbonat tidak terbukti menyebabkan kanker.

Oleh sebab itu, Aru meminta agar masyarakat tidak perlu panik dan takut untuk mengonsumsi AMDK galon. Kementerian Kesehatan RI malah menyarankan agar masyarakat mengonsumsi air putih sekitar delapan gelas atau hampir setara dengan dua liter per hari. Dan, air minum dalam galon guna ulang menjadi salah satu pilihan untuk memenuhi kebutuhan cairan setiap harinya.

Karenanya, Aru pun menekankan agar masyarakat tidak perlu khawatir untuk mengkonsumsi AMDK galon guna ulang.

"Saya harap tidak perlu khawatir, karena BPA yang ada di air kemasan itu buktinya masih sangat lemah untuk bisa menyebabkan kanker. Jadi, masyarakat belum perlu khawatir atau tidak perlu khawatir saat ini," kata Aru.

Salah satu kiat untuk mencegah kanker adalah dengan rutin minum air putih yang cukup. Aru juga meminta agar masyarakat rajin menerapkan gaya hidup sehat, seperti berolahraga dan menyantap makanan bergizi.

(JW/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi