Gugat HGU PTPN 2 Pakai Surat Palsu, Murachman Dihukum 2 Tahun Penjara (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Deliserdang - Setelah sempat menghirup udara bebas sejak putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Lubukpakam pada Juni 2023 lalu, Murachman (65 ), sebagai pelaku akhirnya harus kembali mendekam dalam sel LP Lubukpakam.
Majelis hakim Mahkamah Agung (MA) menerima kasasi jaksa penuntut umum dan menetapkan warga Gang Jaya, Desa Bangun Sari Baru, Kecamatan Tanjungmorawa itu bersalah dan terbukti menggunakan surat-surat palsu.
Murachman harus menjalani kurungan 2 tahun penjara, dipotong selama berada dalam tahanan sementara. Putusan ini sesuai dengan tuntutan jaksa Kajari Deliserdang, di Pengadilan Negeri Lubukpakam, 12 Juni 2023 lalu.
Majelis Hakim Mahkamah Agung yang diketuai Soesilo dalam putusan nomor 1133K/Pid/2023 tanggal 3 Oktober 2023 mengabulkan kasasi yang diajukan jaksa Kejaksaan Negeri Deliserdang dan membatalkan putusan PN Lubukpakam No.471/Pid.B/2023/PN Lbp tanggal 27 Juni 2023.
Setelah memeriksa bukti-bukti yang dilampirkan dalam memori kasasi, termasuk keterangan-keterangan para saksi, majelis hakim MA memutuskan dan menetapkan Murachman bersalah melanggar pasal 263 ayat 2 KUH Pidana dan harus menajalani hukuman selama 2 tahun penjara dipotong selama masa tahanan sementara. Murachman diyakini terbukti menggunakan surat-surat palsu.
HGU Penara Bukan Lahan Garapan
Terbitnya putusan MA ini sekaligus membuktikan bahwa HGU Penara adalah areal milik PTPN2 bukan milik penggarap yang selama ini mengatasnamakan RI cs. MA sangat meyakini bahwa surat-surat yang digunakan Murachman dan dijadikan dasar gugatan kelompok Rokani cs (234 orang) adalah surat palsu.
Dalam persidangan di PN Lubukpakam, Murachman sendiri tidak membantah kalau identitas orangtuanya adalah Zakaria, bukan Adjeman, seperti dalam salah satu lembar surat tentang pembagian tanah sawah ladang yang ditandatangani atas nama Gubernur Sumut oleh Munar Sastrohamidjojo 23 Mei tahun 1953.
Sementara dari 185 copi contoh surat-surat yang dijadikan dasar untuk menggugat HGU Penara seluas 464 hektar, yang diperiksa dan dibandingkan dengan copi contoh tandatangan Munar Sastrohamidjojo, ternyata tidak identik.
Tidak hanya itu, sejumlah nama yang digunakan sebagai anggota kelompok tani Rokani cs yang menggugat PTPN 2 dan Bupati Deliserdang, dalam persidangan di PN Lubukpakam juga mengakui kalau identitas orangtua mereka sudah diubah dari aslinya.
Putusan MA ini sekaligus menegaskan bahwa areal lahan 464 Penara yang merupakan bagian dari afdeling III kebun Tj.Garbus-Pagar Merbau sah dan meyakinkan sebagai bagian dari HGU No.62 kebun Penara.
“Kita berharap putusan MA ini menjadi pemacu semangat karyawan PTPN2 yang selama ini terus berusaha mempertahankan asset negara ini dari upaya-upaya penguasaan yang dilakukan oknum-oknum tertentu secara tidak sah,” tegas Kasubag Humas PTPN2, Rahmat Kurniawan, menanggapi turunnya putusan Mahkamah Agung tersebut, Rabu (22/11).
(KAH/RZD)