Ilustrasi (Internet)
Analisadaily.com, Tapanuli Utara - Kasi Humas Kepolisian Resort Tapanuli Utara (Polres Taput), Aiptu Walpon Baringbing mengatakan, seorang pria, Poltak Sihombing (23), ditemukan tewas diduga bunuh diri di perladangan di kawasan Kecamatan Siatas Barita.
"Korban ditemukan tewas tergantung di atas pohon durian," WIB," kata Baringbing, Kamis (29/2).
Menurut keterangan ibu korban, Penty Tambunan (52) sebelum ditemukan tewas tergantung di atas pohon durian, pada hari itu, Selasa (27/2) sekira pukul 17.30 WIB, korban baru pulang dari ladang ke rumah.
"Setelah di rumah korban istirahat dan membersihkan diri," kata Baringbing.
Namun sekira pukul 19.30 WIB, ayah korban Hirtap Sihombing (54) menyuruhnya untuk mengusuk badannya. Dia (korban) sempat menolak permintaan sang ayah karena kecapean. Namun akhirnya Ia mengusuk sang ayah.
Setelah setengah jam selesai mengusuk, korban diduga keluar dari rumah. Namun hingga sekitar pukul 21.00 WIB, korban tak kunjung pulang, sehingga kakaknya Elsa Sihombing (26) melakukan pencarian di sekitaran rumahnya serta di beberapa warung yang ada di sekitar rumahnya. Namun pencarian tidak membuahkan hasil.
Oleh karena korban diduga sering tidur sendirian di gubuk yang ada di ladangnya, lalu keluarga dan para tetangga bersama-sama melakukan pencarian di ladang tersebut.
Gubuk yang dimaksud berjarak sekitar 1 kilometer dari rumahnya, keluarga dan tetangga pun membawa penerang jalan seperti lampu dan senter karena hari sudah gelap.
"Sekitar pukul 21.00 WIB warga menemukan korban telah tergantung dengan tali terikat leher di pohon durian dan kaki tidak menyentuh tanah," ujarnya.
Melihat kejadian, warga sekitar pun langsung dengan cepat berusaha melepaskan tali dari leher korban dan langsung membawanya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarutung.
"Namun hasil pemeriksaan dokter rumah sakit korban dinyatakan sudah meninggal dunia," katanya.
Baringbing mengatakan, menurut keterangan ibu korban, sebelum dtemukan tewas korban diduga menderita penyakit depresi setelah pulang dari perantauan di Sulawesi.
"Ibu korban menjelaskan bahwa korban beberapa tahun terakhir setelah pulang dari perantauan dari Sulawesi sudah mengalami depresi dan korban sering menyendiri dan wajah seperti tertekan namun tidak mau bercerita," ujarnya.
Pihak keluarga sudah berusaha mengobati korban setelah di kampung dan sudah mulai ada perubahan.
"Namun entah kenapa bisa tiba-tiba korban nekat bunuh diri untuk mengakhiri hidupnya," katanya.
Baringbing mengatakan, hingga kini pihaknya masih melakukan penyelidikan atas peristiwa tersebut apakah ada unsur pidana.
"Polisi masih menyelidiki peristiwa tersebut apakah ada tindak pidana atau tidak, walapun pihak keluarga korban percaya bahwa peristiwa ini murni bunuh diri;" tandasnya.
(CAN/RZD)