Guru Kreatif di Karo ciptakan Pembelajaran Matematika dari “Siwaluh Jabu” (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Karo - Kurikulum Merdeka merupakan upaya perbaikan dalam proses pembelajaran yang berfokus pada pembelajaran yang mendorong meningkatkan kreativitas serta penalaran peserta didik. Kurikulum Merdeka menggunakan teori belajar konstruktivisme, yang mendorong peserta didik mengikuti pembelajaran secara aktif dan membangun sendiri pengetahuannya yang difasilitasi pendidik dengan pembelajaran yang bermakna.
Kreativitas pendidik dalam merancang dan membelajarkan matematika akan mempengaruhi sikap peserta didik dalam belajar matematika.
Kemampuan pendidik dalam merancang dan melaksankan proses pembelajaran dengan menggunakan pertanyaan produktif, imajinatif dan produktif (PIT) pada aktivitas pembelajaran dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari merupakan suatu cara yang dapat menambah minat belajar peserta didik terhadap pembelajaran matematika.
Hal ini dilakukan langsung oleh Totaria Simbolon, S.Pd., M.Pd Pengawas Sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Karo yang merupakan Fasda Pembelajaran Tanoto Foundation, merancang Lembar Kerja Peserta didik (LKPD) dengan menggunakan media belajar Ornamen Rumah Adat Siwaluh Jabu pada materi Transformasi Geometri di SMP, sebagai upaya mendekatkan matematika dengan kehidupan sehari-hari.
Ornamen Siwaluh Jabu yang merupakan lambang delapan mata angin ini dipadukan dengan aplikasi matematika Geogebra digunakan dengan Pendekatan Discovery Learning mendorong peserta didik menemukan konsep Refleksi, Transformasi, Rotasi dan Dilatasi melalui aktivitas diskusi kelompok mengamati gambar yang menarik dan menjawab pertanyaan PIT dalam LKPD. Setelah konsep ditemukan peserta didik diajak menyelesaikan soal-soal berpikir tingkat tinggi dengan menarik.
LKPD ini digunakan sudah digunakan Guru di SMP Negeri 1 Berastagi oleh Bapak Senina Ginting di kelas IX-A dan IX-B Tahun ajaran 2023/2024. Respon peserta didik terhadap LKPD sangat positif, diskusi kelompok aktif, peserta didik sangat antusia menyelesaikan setiap aktivitas dalam LKPD. Kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain memberi tanggapan.
“LKPD sangat menarik, membantu guru dalam membelajarkan geometri yang biasanya sulit dipahami peserta menjadi lebih mudah karena disajikan secara kongrit dengan menggunakan ornamen rumah adat yang dekat dengan kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.
Hal yang sama disampaikan oleh Rolex Sanma Tarigan, menurutnya LKPD sangat menarik, mudah dipahami membuat dia senang mempelajarinya, dimana selama ini dia kurang menyukai pembelajaran matematika. Tetapi pada pembelajaran dalam LKPD ini dia berhasil mendapatkan nilai sempurna.
“Kita bisa belajar bahwa bagaimana kreativitas guru dalam merangcang dan melaksankan proses pembelajaran akan sangat menentukan bagaimana minat siswa dapat belajar matematika” ungkap Rolex.
(DEL)