Team Work Generasi Z. (Analisadaily/Istimewa)
ERA modern, kehadiran Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, semakin mendominasi dunia kerja dan kehidupan sosial. Sebagai generasi pertama yang tumbuh besar di era digital, mereka membawa gaya hidup, nilai, dan harapan baru yang sangat berbeda dibandingkan generasi sebelumnya. Mulai mendominasi dunia kerja dan membawa perubahan signifikan dalam dinamika kerja tim. Sebagai generasi yang tumbuh bersama teknologi digital, gaya kerja mereka sangat berbeda dari generasi sebelumnya. Generasi ini mengutamakan fleksibilitas, inklusivitas, dan kolaborasi. Menyelaraskan gaya kerja generasi Z membawa dinamika baru ke dalam tim kerja dengan pendekatan yang unik dan progresif. Sebagai generasi multitasking dan sangat bergantung pada teknologi. Mereka membawa gaya kerja yang segar namun menantang untuk disesuaikan dengan struktur kerja tradisional:
- Kolaborasi digital : Generasi Z sangat terbiasa menggunakan teknologi dalam setiap aspek kerja, terutama dalam kolaborasi tim. Generasi Z lebih nyaman berkolaborasi secara efesien melalui platform digital seperti slack, zoom, atau google workspace untuk kemajuan perusahaan. Keunggulan generasi Z dapat mempercepat kerja tim dengan kemampuan mereka untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam proses kerja dan menjadi prioritas utama dalam menyelesaikan tugas tim.
- Kolaborasi dan kemitraan : Generasi Z lebih memilih kerja tim yang inklusif, di mana setiap anggota memiliki kesempatan untuk berkontribusi secara setara. Dengan menghargai ide – ide dari berbagai latar belakang dan pengalaman. Hal ini dapat mendorong diskusi secara terbuka melibatkan semua anggota dalam pengambilan keputusan dan menghasilkan ide – ide kreatif serta solusi secara inovatif.
- Keinginan untuk kebebasan dan fleksibilitas : Generasi Z cenderung menghargai kebebasan dalam memilih cara mereka bekerja. Mereka lebih suka lingkungan kerja yang fleksibel, baik dari segi waktu maupun lokasi. Model kerja hybrid atau remote sangat sesuai dengan preferensi mereka dalam menyelesaikan tugas. Pendekatan ini meningkatkan kreativitas dan produktivitas dalam tim.
- Berorientasi pada Hasil : Dalam tim kerja lebih mengutamakan hasil dibadingkan proses yang Panjang. Kinerja utama yang terukur untuk menilai kontribusi setiap anggota dan mengutamakan efisiensi kerja mereka dapat membantu tim mencapai target dengan lebih cepat.
- Mementingkan Keberagaman dan Inklusi : Generasi Z mendukung keberagaman dan inklusi. Dalan tim kerja, mereka menghargai pandangan yang beragam dan merasa nyaman bekerja dengan orang dari berbagai latar belakang.
Menyelaraskan harapan generasi Z dengan memiliki serangkaian harapan khusus dalam kerja tim yang mencerminkan nilai – nilai, pengalaman, dan pandangan mereka terhadap dunia kerja. Harapan utama generasi Z yang perlu dipenuhi agar mereka dapat bekerja secara maksimal dalam tim:
- Komunikasi terbuka dan dua arah : Generasi Z mengharapkan komunikasi yang jelas, langsung dan berbasis feedback konstruktif. Mereka tumbuh dalam era digital dengan akses cepat ke informasi, sehingga mereka menginginkan transpransi dalam interaksi tim.
- Kesempatan peluang untuk berkembang : Generasi Z ingin bekerja dengan tim yang memberikan peluang pengembangan prefesional dan personal. Mereka menginginkan pengalaman yang memperkaya keterampilan dan pengembangan, sehingga mereka memandang pekerjaan untuk mendukung tim melakukan pembelajaran yang berkelanjutan melalui pelatihan workshop atau pengalaman kerja yang menantang.
- Budaya kerja yang positif dan harmonis : Generasi Z ingin bekerja dalam tim yang memiliki hubungan kerja yang sehat dan saling mendukung. Mereka menghindari konflik yang tidak produktif dan menghargai tim untuk meningkatkan produktivitas serta kesejahteraan.
- Lingkungan kerja yang inklusif : Generasi Z menghargai keberagaman dan inklusivitas dalam kerja tim. Mereka ini bekerja di lingkungan yang menghormati perbedaan latar belakang, budaya, gender dan perspektif.
- Pemimpin yang Inspiratif : Generasi Z lebih terinspirasi oleh pemimpin yang mendukung, kolaboratif, dan mampu memberikan arahan yang jelas tanpa bersikap otoriter.
Salah satu perusahaan dengan mempekerjakan generasi Z ialah PT. Wilmar Nabati Indonesia adalah perusahaan agribisnis termuka di Indonesia dengan perkebunan di Sumatera dan Kalimantan mengoperasikan sekitar 160 pabrik dan mempekerjakan sekitar 67.000 karyawan di berbagai negara, selain memiliki perkebunan kelapa sawit.
Produk Wilmar International sebagai induk dari PT. Wilmar Nabati Indonesia mencakup pengolahan, branding, dan distribusi berbagai produk makanan, termasuk minyak nabati dari kelapa sawit, biji minyak, gula, dan makanan ringan. Perusahaan yang memiliki kantor cabang di Kabupaten Gresik, Jawa Timur ini memiliki karyawan di kantor cabang sebanyak 2.400 orang, dengan usia dari 20 tahun sampai 58 tahun, yang tersebar di seluruh departemen, baik dari tenaga kasar (unskill) hingga tenaga ahli (skill staf).
Dari hasil data departemen sumber daya manusia dan urusan umum serta keuangan dan perpajakan didominasi oleh generasi Z. Perusahaan dapat mengadopsi teknologi seperti
enterprise resource planning (ERP) untuk mempermudah koordinasi dan transparansi dalam kerja tim, diskusi secara terbuka yang berdampak keberhasilan perusahaan, menerapkan program mentoring yang melibatkan generasi Z dengan kolega dari generasi lain untuk mendorong pertukaran ide dan mengembangkan program rotasi pekerjaan yang memungkinkan generasi Z mempelajari berbagai fungsi bisnis di PT. Wilmar Nabati Indonesia.
Melalui kerja tim perusahaan dapat memaksimalkan potensi generasi Z sebagai aset penting dalam tim. Generasi Z dapat membawa semangat inovasi, fleksibilitas, dan keberlanjutan yang dapat membantu PT. Wilmar Nabati Indonesia menghadapi tantangan industri agribisnis di masa depan. Dengan mendukung harapan generesi Z perusahaan tidak hanya membangun tim yang harmonis tetapi juga meningkatkan daya saing di tingkat global.
Penulis adalah mahasiswa Magister Ilmu Manajemen FEB USU di bawah bimbingan Prof. Dr. Elisabet Siahaan, S.E., M.Ec.
(BR)