YMMA Medan dan Dinkes Kota Medan Perkuat Kolaborasi untuk Eliminasi TBC 2030

YMMA Medan dan Dinkes Kota Medan Perkuat Kolaborasi untuk Eliminasi TBC 2030
YMMA Medan dan Dinkes Kota Medan Perkuat Kolaborasi untuk Eliminasi TBC 2030 (Analisadaily/istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Dalam upaya mendukung target eliminasi Tuberkulosis (TBC) di Indonesia tahun 2030, Yayasan Mentari Meraki Asa (YMMA) Kota Medan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Medan menyelenggarakan pelatihan dan refresmen kader TB pada 24–25 April 2025.

Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, di Gedung Muhammadiyah Marelan dan kawasan wisata Danau Siombak. Sebanyak 32 peserta yang merupakan perwakilan masyarakat dilatih untuk menjadi kader TB baru sekaligus menyegarkan kembali semangat para kader lama yang sebelumnya telah dibekali pelatihan.

Acara ini menghadirkan narasumber dari berbagai pihak. Kabid P2P Dinas Kesehatan Kota Medan, dr. Pocut Fatimah, MARS, menegaskan bahwa TBC merupakan salah satu program prioritas nasional yang tercantum dalam Nawacita. Ia menggarisbawahi pentingnya peran komunitas dalam menekan angka kasus TBC di Kota Medan yang tergolong tinggi.

“Kita berterima kasih kepada YMMA yang selalu konsisten berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan dalam penanggulangan TBC. Kolaborasi lintas sektor sangat dibutuhkan untuk memutus mata rantai penularan,” ujarnya.

Wasor TB Kota Medan, Diana Harahap, M.KM, turut memberikan pemahaman tentang dasar-dasar TBC serta target yang harus dicapai pada 2025. YMMA diharapkan dapat membantu mencapai minimal 25% dari target penemuan kasus Dinas Kesehatan.

Ketua YMMA Kota Medan sekaligus Pimelce SSR YMMA, M. Irsyad, S.Hi, MA, mengungkapkan bahwa YMMA telah melatih sekitar 250 kader TB sejak awal program, namun saat ini hanya 100 kader yang aktif di lapangan. Para kader memiliki peran penting dalam melakukan Investigasi Kontak (IK), yakni mendatangi rumah pasien TBC dan menyaring anggota keluarga untuk memastikan mereka sehat dan, jika perlu, mengakses Terapi Pencegahan TBC (TPT).

Selain itu, kader juga menjalankan Community Outreach (CO), yaitu penyuluhan langsung kepada masyarakat di tempat-tempat umum seperti pengajian dan perwiritan, maupun secara individu. Mereka juga mengedukasi tentang gejala TBC seperti batuk berdahak lebih dari dua minggu, keringat malam tanpa aktivitas, penurunan berat badan, hingga batuk berdarah, serta risiko pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, penderita DM, dan ODHIV.

Pimelce SR YMMA Sumut, Fahri Alwi, menyampaikan pentingnya pencatatan dan pelaporan kegiatan IK dan CO dalam format yang telah ditentukan agar data dapat terpantau dengan baik.

Pada hari kedua, narasumber dari Provinsi, Firman Purba, M.KM, menekankan bahwa investigasi kontak adalah kunci menemukan kasus-kasus baru. “Kalau mereka positif, segera kita berikan OAT. Kalau negatif, kita beri TPT. Ini cara kita mencegah penyebaran lebih luas,” tegasnya.

SR YMMA Sumut, Novita Sari, S.Pd, mengingatkan bahwa YMMA adalah komunitas yang dipercaya untuk mewakili masyarakat dalam penanggulangan TBC. Maka dari itu, komitmen dan peran aktif para kader sangatlah vital dalam mencapai target eliminasi TBC 2030.

Kegiatan ditutup oleh SR Manager YMMA Sumut, Sri Evi Maharani, yang memberikan pesan motivasi kepada seluruh peserta.

“Kolaborasi adalah kunci. Setelah pelatihan ini, mari kita langsung bergerak ke lapangan. Perkenalkan diri ke puskesmas sebagai kader TB yang sudah dilatih. Surat tugas dan ID card akan segera kami lengkapi. Bersama kita bisa bantu mengeliminasi TBC,” pungkasnya.

Acara ditutup dengan rasa syukur dan semangat tinggi, seraya mengucapkan "Alhamdulillah" dan berharap ridha dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Para peserta pun siap untuk turun ke lapangan, membawa semangat baru dalam perjuangan melawan TBC di Kota Medan.

Baca Juga

Rekomendasi