YMMA Sumut Maksimalkan Dukungan Pencapaian Eliminasi TBC

YMMA Sumut Maksimalkan Dukungan Pencapaian Eliminasi TBC
Webinar Nasional Problematika Eliminasi Tuberkulosis 2030 yang diselenggarakan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Provinsi Sumatera Utara secara virtual, Sabtu (1/4) (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Sub Recipient Manager Yayasan Mentari Meraki Asa Provinsi Sumatera Utara (YMMA Sumut) Zubaidah Pohan mengatakan, peran komunitas dalam penanggulangan Tuberkulosis (TBC) di Indonesia menjadi sangat penting, baik dalam penemuan kasus maupun pendampingan pasien sampai selesai pengobatan.

Komunitas juga turut berkontribusi dalam upaya eliminasi TBC 2030. Hal tersebut disampaikannya saat menjadi Narasumber Webinar Nasional Problematika Eliminasi Tuberkulosis 2030 yang diselenggarakan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Provinsi Sumatera Utara (Sumut) secara virtual, Sabtu (1/4).

“Penanggulangan tuberkulosis tidak dapat diselesaikan oleh satu pihak saja. Namun harus bekerja sama dan kolaborasi seluruh pihak untuk mewujudkan upaya eliminasi tuberkulosis tahun 2030. Komunitas juga punya peran penting seperti penemuan kasus, pencegahan, pendampingan, dan advokasi pihak terkait untuk menguatkan upaya bersama,” kata Zubaidah.

Ia juga mengapresiasi pemerintah yang telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis sebagai langkah strategis untuk secara bersama menuntaskan masalah tersebut. Ia mengatakan, ada 5 strategi yang dilakukan komunitas.

“Peran komunitas tertulis jelas pada lima strategi yakni memberdayakan masyarakat dengan mengintensifkan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) terutama pada pencegahan TBC. Koordinasi intens kepada pemerintah, meningkatkan mekanisme umpan balik masyarakat tentang kualitas layanan TBC, memastikan tanggapan terhadap umpan balik dari masyarakat terutama mereka yang terkena TBC, dan mengurangi stigma dan diskriminasi pada populasi yang terpengaruh TBC atau mereka yang berisiko tinggi terhadap TBC,” jelasnya.

Zubaidah juga mengatakan YMMA Sumut sejak 2021 hingga kini terus berupaya penuh melaksanakan penanggulangan TBC berbasis komunitas di 10 Kab/Kota se-Sumut.

“Kegiatan investigasi kontak merupakan salah satu upaya aktif yang dilakukan oleh komunitas dalam meningkatkan penemuan kasus TBC dan sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat. YMMA pada tahun 2022 telah melakukan investigasi kontak di lebih dari 9.000 orang. Hal tersebut kemudian kita laporkan dan dampingi untuk melakukan pengobatan di fasyankes terdekat,” tuturnya.

Di 2023 ini menurut Zubaidah, YMMA akan terus meningkatkan kapasitasnya dan mendukung upaya pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan dalam mewujudkan eliminasi TBC terutama pentingnya Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT).

“Di tahun 2023 ini juga kita terus bekerja maksimal dan mengoptimalkan agar masyarakat mau diberikan TPT. Harapannya dukungan seluruh pihak untuk bersama mewujudkan Eliminasi TBC 2030 dapat terealisasi dan Indonesia bebas dari penyakit TBC,” tutup Zubaidah.

(JW/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi