Gerakan Hijaukan Toba, Aksi Bersih-Bersih dan Tanam Pohon di Kawasan Geopark

Gerakan Hijaukan Toba, Aksi Bersih-Bersih dan Tanam Pohon di Kawasan Geopark
Aksi Bersih-Bersih dan Tanam Pohon di Kawasan Toba (Analisa/istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Dalam rangka revalidasi UNESCO Global Geopark, kegiatan yang diinisiasi Dinas Kebudayaan Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif (Disbudparekraf) Provinsi Sumatera Utara berkolaborasi bersama sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) Sumut serta pemerintah kabupaten/kota di kawasan Danau Toba melaksanakan aksi bersih-bersih geosite dan penanaman pohon secara serentak di kawasan Geopark Toba Kaldera, Rabu (4/6/2025).

Kegiatan bertajuk #GerakanHijaukanToba ini mengusung tema: "Mulai dari Kita, untuk Indonesia di Mata Dunia, Bergerak Bersama untuk Kaldera Toba." Aksi ini menjadi bagian dari komitmen kolektif dalam upaya pelestarian lingkungan serta meraih kembali status green card dari UNESCO.

Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara, Muhammad Armand Effendy Pohan, yang memimpin langsung penanaman pohon. Dalam sambutannya, Effendy menegaskan pentingnya menjadikan gerakan ini sebagai bagian dari budaya masyarakat.

"Kalau tidak bisa menanam, paling tidak merawat. Kalau tidak bisa merawat, jangan menebang," ujarnya.

Ia juga menekankan bahwa revalidasi UNESCO bukan sekadar formalitas, tetapi bentuk evaluasi menyeluruh terhadap keberlanjutan kawasan. Upaya perbaikan telah dilakukan secara bertahap dalam beberapa bulan terakhir sesuai rekomendasi dari UNESCO.

Kegiatan ini melibatkan tujuh kabupaten di sekitar Danau Toba tersebar di 16 Geosite Geopark Toba Kaldera yakni di wilayah Simalungun, Toba, Samosir, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, Dairi, dan Karo, dan dipusatkan di Geosite Sibaganding, Kabupaten Simalungun.

Danau Toba juga telah ditetapkan sebagai Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP), sehingga memiliki perhatian dan dukungan langsung dari pemerintah pusat. Hal ini menjadi keunggulan tersendiri untuk mendorong kawasan ini ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO.

Sementara itu, Plt Kepala Disbudparekraf Sumut, Dikky Anugerah, menyampaikan revalidasi ini menjadi tanggung jawab bersama mulai dari dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan stakeholder lainnya.

"Hari itu dimulai dengan sebuah aksi kolektif bertajuk Gerakan Hijaukan Toba, yang menjadi simbol gerakan bersama seluruh masyarakat Sumatera Utara. Inisiatif ini mencerminkan komitmen kuat menuju pencapaian Green Card dalam proses Revalidasi UNESCO pada Juli mendatang," katanya.

Lebih dari itu, Gerakan Hijaukan Toba menjadi bagian penting dari upaya awal Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk mempercepat penataan kawasan Geopark Toba Kaldera Geopark. Penataan ini menjadi salah satu bagian dari prioritas pembangunan daerah, demi memastikan kawasan Danau Toba tidak hanya lestari secara lingkungan, tetapi juga berkelanjutan secara ekonomi dan sosial bagi generasi mendatang.

Sebelumnya, Disbudparekraf Sumut telah menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi dan Edukasi Toba Kaldera UNESCO Global Geopark secara daring kepada 72.400 siswa SMA/SMK/SLB di Sumatera Utara. Sosialisasi ini bertujuan menumbuhkan rasa bangga terhadap Danau Toba sebagai anugerah Tuhan dan memperkenalkannya ke dunia sebagai bagian dari warisan UNESCO Global Geopark yang juga diikuti secara langsung oleh Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution.

Dengan semangat kolaborasi dan kepedulian terhadap lingkungan, aksi ini diharapkan menjadi langkah awal dari gerakan berkelanjutan yang tidak hanya merawat dan melestarikan kawasan Geopark Toba Kaldera, tetapi juga memperkuat citra Indonesia di mata dunia sebagai negara yang peduli terhadap warisan alam dan lingkungan hidup. Keberlangsungan kawasan ini adalah tanggung jawab bersama demi masa depan bumi dan generasi yang akan datang.

(NS/BR)

Baca Juga

Rekomendasi