Lewat Sidang Pleno KNIU, Kemendikbudristek Pertajam Peran dan Kepemimpinan Indonesia

Lewat Sidang Pleno KNIU, Kemendikbudristek Pertajam Peran dan Kepemimpinan Indonesia
Lewat Sidang Pleno KNIU, Kemendikbudristek Pertajam Peran dan Kepemimpinan Indonesia (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia terus berupaya memperkuat peran dan kepemimpinan Indonesia di kancah internasional lewat keanggotaan di United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Salah satu upaya amplifikasi yang dilakukan adalah lewat Sidang Pleno Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU).

Demikian ungkap Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim saat memberikan arahan di Sidang Pleno KNIU Tahun 2023 di Kantor Kemendikbudristek, Jakarta, pada Kamis (2/2).

Nadiem yang juga berperan sebagai Ketua KNIU turut menambahkan bahwa sidang pleno yang dilaksanakan menjadi momentum untuk menghubungkan komunikasi (reconnecting) di antara Kementerian/Lembaga pengampu program UNESCO di Indonesia (focal points).

“Mari kita gunakan pembelajaran dari tahun-tahun sebelumnya untuk semakin memperkuat peran dan kepemimpinan Indonesia di UNESCO ke depan,” tegas Menteri Nadiem.

“Dan melalui sidang pleno ini kita akan mendiskusikan dan menetapkan tujuan bersama (objective) dan hasil utama (key results) yang perlu menjadi prioritas dari masing-masing bidang,” sambung Nadiem.

Senada dengan itu, Ketua Harian KNIU, Itje Chodidjah juga menambahkan tujuan dari dilaksanakannya sidang pleno yang telah dilaksanakan sejak tahun 2015 selain dimaksudkan untuk menghubungkan komunikasi pascapandemi antar-focal points.

“Sidang dimaksudkan untuk melaporkan perkembangan pelaksanaan program UNESCO yang telah dilakukan oleh focal points, menetapkan rekomendasi dan tindak lanjut, menetapkan strategi dan partisipasi Indonesia di badan subsider UNESCO, serta memperkuat koordinasi dan persiapan Indonesia mencalonkan diri sebagai anggota Executive Board (EB) UNESCO periode 2023-2027,” urai Itje.

Ketua Harian KNIU juga menegaskan bahwa pihaknya akan segera menerbitkan regulasi untuk mendukung penguatan peran KNIU. “Sinergitas yang telah terjalin antara KNIU dengan focal points, akan diperkuat dengan hadirnya regulasi berbentuk Peraturan Presiden (Perpres) di tahun 2023 yang mengatur sinergitas tersebut,” terang Itje.

Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBPP) untuk Prancis, Andorra, Monako/Wakil Tetap RI untuk UNESCO, Muhamad Oemar menyampaikan apresiasi atas kontribusi dan kolaborasi di antara focal points dalam menegaskan peran penting Indonesia di UNESCO.

“Kementerian Luar Negeri terus mendorong kepemimpinan Indonesia untuk terus secara aktif berpartisipasi dalam program dan inisiatif UNESCO serta badan subsider lainnya. Khususnya dalam menuju pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di tahun 2030. Mari kita terus optimalkan potensi Indonesia pada program-program di UNESCO, serta menjadi mitra kemajuan bersama dengan negara anggota lainnya di UNESCO,” tegas Dubes Oemar.

Mengakhiri Sidang Pleno, Menteri Nadiem mendorong untuk semua focal points terus melakukan kolaborasi untuk meningkatkan capaian Indonesia terhadap program UNESCO. “Semangat gotong royong harus terus dilestarikan, terutama pendidikan harus terus selaras agar kehidupan di masa depan senantiasa terjaga untuk generasi di masa depan,” pungkas Nadiem.

Turut hadir Duta Besar/Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Kepala Arsip Nasional RI (ANRI), Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek selaku pengampu bidang kebudayaan, Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

(REL/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi