DIKTI Saintek Berdampak: TERAS, Teknologi Ultrasonik Surya Pengendali Hama Ramah Lingkungan

Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar Kembangkan Teknologi TERAS untuk Atasi Hama Persawahan

Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar Kembangkan Teknologi TERAS untuk Atasi Hama Persawahan
Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar Kembangkan Teknologi TERAS untuk Atasi Hama Persawahan (Analisa/Istimewa)

Analisadaily.com, Pematang Siantar - Dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian dan mendorong pemanfaatan teknologi ramah lingkungan, Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar meluncurkan program TERAS – Teknologi Ultrasonik Tenaga Surya. Program ini menjadi kontribusi nyata perguruan tinggi dalam membantu petani mengatasi serangan hama tikus dan burung yang selama ini merugikan hasil panen.

Program PKM ini dipimpin oleh Jaya Tata Hadinata, S.Kom., M.Kom dengan anggota tim Dudes Manalu, M.Kom, Melda Veby Ristella Munthe, M.Pd, serta mahasiswa Program Studi Ilmu Komputer: Laila Nafilah, Neni Uci Naibaho, Vincentius Danu Bona Arta Nadeak, dan Gilbert Batahi Lumbantobing. Kegiatan yang dilakukan meliputi sosialisasi teknologi, pelatihan penggunaan alat, pendampingan lapangan, hingga pemasangan perangkat di area persawahan mitra.

Teknologi TERAS bekerja menggunakan gelombang ultrasonik untuk mengusir hama tikus dan burung. Alat ini ditenagai panel surya sehingga dapat beroperasi secara mandiri tanpa energi listrik tambahan dan tanpa penggunaan pestisida kimia. Kehadirannya diharapkan memberikan solusi efektif dan aman bagi petani dalam menjaga tanaman serta mendukung praktik pertanian berkelanjutan.

Ketua Kelompok Tani Tani Jaya I Nagori Sejahtera Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun, Marulitua Cipayung, menyampaikan apresiasinya terhadap program ini.
“Kami sangat berterima kasih atas pengetahuan, pelatihan, dan solusi ramah lingkungan yang diberikan melalui program TERAS. Teknologi ini sangat membantu kami menghadapi serangan hama tikus dan burung yang selama ini menjadi tantangan utama,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Kemdikti Saintek, Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM), dan Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar atas dukungan pendanaan dan fasilitasi program.

Program PKM TERAS menunjukkan bahwa kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat dapat menghasilkan inovasi yang langsung menjawab kebutuhan di lapangan. Ke depan, program ini diharapkan dapat terus dikembangkan dan menjadi model penerapan teknologi ramah lingkungan bagi sektor pertanian di daerah lain.

Dengan hadirnya teknologi TERAS, para petani kini memiliki alternatif baru yang lebih aman dan berkelanjutan dalam melindungi tanaman mereka. Program ini tidak hanya memperkuat sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat, tetapi juga membuka peluang bagi pengembangan inovasi pertanian berbasis teknologi di masa mendatang

(NS)

Baca Juga

Rekomendasi