Bencana banjir Aceh Tamiang (Analisadaily/qodrat al qadri)
Analisadaily.com, Aceh - Berdasarkan data dari BPBD Aceh Tamiang hingg Senin, (9/12/2025) pukul 12.00 WIB, bencana banjir dan longsor yang melanda Aceh Tamiang terus menunjukkan dampak yang semakin meluas. Berdasarkan laporan terbaru dari Posko Terpadu Penanggulangan Bencana Aceh Tamiang, sebanyak 12 kecamatan dan 209 kampung terdampak lumpuh akibat tingginya genangan dan akses yang terputus.
Kepala BPBD Aceh Tamiang, Iman Suhery, saat dikonfirmasi, menyampaikan bahwa kondisi di lapangan masih sangat memprihatinkan. Hingga data terakhir dihimpun, tercatat 58 orang meninggal dunia dari 9 kecamatan. Mayoritas korban merupakan warga lanjut usia berusia antara 60 hingga 80 tahun yang tidak sempat dievakuasi ketika banjir tiba-tiba meninggi.
“Ini bencana terbesar dalam beberapa tahun terakhir di Aceh Tamiang. Jumlah korban terus bertambah karena akses evakuasi sempat terhambat. Mayoritas korban adalah lansia yang kesulitan menyelamatkan diri saat air naik dengan cepat,” kata Iman Suhery.
Kerusakan infrastruktur dan permukiman juga dilaporkan sangat parah. BPBD mencatat bahwa 1.276 rumah rusak ringan, 829 rumah rusak sedang dan 1.681 rumah rusak berat. Dengan demikian, total kerusakan rumah mencapai 6.087 unit, belum termasuk fasilitas umum yang masih dalam pendataan lanjutan.
Menurut Iman Suhery, banyak rumah mengalami kerusakan berat karena diterjang arus kuat dan material longsor. “Tim kami masih terus melakukan asesmen di lapangan. Kondisi medan cukup sulit, namun pendataan tetap kami upayakan secepat mungkin,” ujarnya.
Pengungsi tembus 251 ribu jiwa
Bencana ini memaksa warga mengungsi dalam jumlah sangat besar. Total 251.117 jiwa atau 65.100 KK kini berada di posko-posko pengungsian yang tersebar di 12 kecamatan. Sementara 47.231 jiwa lainnya memilih bertahan di rumah meski masih berada dalam wilayah terdampak.
Tiga kecamatan dengan jumlah pengungsi tertinggi yakni Kecamatan Karang Baru: 44.665 pengungsi, Kecamatan Rantau: 38.229 pengungsi dan Kecamatan Manyak Payed: 35.497 pengungsi.
“Kami memprioritaskan pengungsian pada daerah dengan risiko paling tinggi. Bantuan logistik terus mengalir, namun jumlah pengungsi yang sangat besar membuat distribusi membutuhkan waktu dan koordinasi ketat,” jelas Iman Suhery.
BPBD Aceh Tamiang bersama TNI, Polri, Basarnas, serta relawan gabungan saat ini masih melakukan evakuasi lanjutan, terutama di daerah yang aksesnya hanya bisa dijangkau menggunakan perahu karet. Distribusi kebutuhan mendesak seperti makanan siap saji, air bersih, obat-obatan, serta selimut terus dilakukan.
Hingga laporan ini diturunkan, BPBD masih memperbarui data terkait jumlah korban, kerusakan, serta perkembangan pengungsian seiring proses penanganan yang terus berlangsung.
(NS/BR)