Pep Guardiola (Reuters)
Analisadaily - Pep Guardiola meyakini Manchester City musim ini menjadi korban dari kesuksesannya sendiri.
Pep menyebut capaian 198 poin (100 poin musim 2017/18 dan 98 poin musim 2018/19) serta meraih lima trofi selama dua musim terakhir, membuat timnya menetapkan standar baru dalam sepakbola Inggris.
Masalahnya adalah secara tidak sengaja City juga telah meningkatkan standar Liverpool ketika mencoba bersaing memperebutkan gelar Liga Premier musim ini.
Setelah disalip City pada penghujung musim lalu,
The Reds kini justru mengambil keuntungan dari penurunan intensitas yang dialami anak asuh Guardiola.
"Ketika kami tiba di sini (pada 2016) standarnya adalah 85 poin untuk memenangkan (gelar). Sekarang Anda harus mencapai hampir 100 poin untuk memenangkan Liga Premier," kata Guardiola, dilansir dari SportsMole, Minggu (15/12).
"Itulah sebabnya kami membantu Liverpool melakukan langkah ini, (untuk) membeli pemain top yang luar biasa dan sekarang ini adalah level yang harus Anda capai," sambungnya.
"Semua tim yang berada di belakang Liverpool tahu kami harus membuat 100 poin."
"Dalam 11 tahun tidak ada yang menang
back-to-back (Liga Premier) dan kemudian kami melakukannya dengan memenangkan 14 pertandingan berturut-turut," kenang pelatih berusia 48 tahun itu.
"Itulah sebabnya ketika orang mengatakan kami tidak baik (sekarang), saya tidak bisa melupakan apa yang telah dilakukan tim ini. Namun kadang kala dalam proses, di NBA atau pemain tenis yang luar biasa, ada masalah di suatu musim. Itu normal," tukasnya.
City menghadapi tugas berat untuk mengejar Liverpool musim ini. Pasukan Jurgen Klopp kini unggul 17 poin setelah mengalahkan Watford, Sabtu (14/12).
Sementara
The Citizens harus menang melawan Arsenal di Stadion Emirates untuk memangkas poin kembali selisih 14 angka.