Pembukaan Festival Barongsai di Kota Medan, Senin (16/12) (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily (Medan) - Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Medan, Akhyar Nasution mengatakan, tari barongsai salah satu tarian khas Negeri Tirai Bambu yang kini mudah ditemui di berbagai event di Indonesia.
Berbagai prestasi juga diukir dari ajang kompetisi tari barongsai. Bukan hanya di tanah air, prestasi beberapa perkumpulan barongsai Indonesia, bahkan menembus hingga ke mancanegara. Hal ini tentu menjadi kebanggaan di negara yang sangat menjunjung tinggi Kebhinekaan.
“Ini juga menjadi bukti, etnis minoritas tidak mengalami tindakan diskriminatif serta memiliki hak dan kewajiban yang sama di bumi pertiwi," kata Akhyar saat membuka Festival Barongsai se Sumut serta Pelantikan Pengurus FOBI Sumut 2018-2022 di Medan, Senin (16/12).
Hadir dalam acara ini Konsulat Jendral Tiongkok untuk Kota Medan, Qiu Wiewie, Ketua DPRD Medan, Hasyim SE, Ketua Koni Sumateta Utara, John Ismadi Lubis.
Ada juga Sekjen Federasi Olahraga Barangsai Indonesia (FOBI) Sumut, Xaverius, Ketua Masyarakat Tionghoa Indonesia Sumut, Juswan Tjoe, dan Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Sumut, Tongariodjo Angkasa.
Lebih lanjut Akhyar mengatakan, festival ini menunjukkan Sumatera Utara merupakan provinsi yang multikultural dan rumah bagi banyak ragam kebudayaan yang berbeda. Apalagi, para pemain barongsai yang berpartisipasi terdiri dari multietnis.
Hal ini secara gamblang menunjukkan, seni dan budaya dapat menjadi jembatan yang menghubungkan antar satu etnis dengan etnis yang lain. Dengan begini, maka perbedaan bukan lagi menjadi alasan untuk tidak bisa bersatu.
Perbedaan dipandang sebagai sumber kekayaan yang mewarnai ragam budaya nusantara. Ibarat pelangi, perbedaan ragam warna-warninya justru membuatnya menjadi semakin indah," ujar Akhyar.
Ia berpesan kepada peserta, bawa nilai postif dengan menunjukkan kemampuan yang terbaik saat berkompetisi. Kalah menang wajar tetapi saat bertanding jalinlah persabatan hingga kompetisi ini berakhir dan seterusnya.
"Jagalah persabatan yang telah terjalin selama kompetisi. Jangan hanya persoalan kalah menang membuat iri satu dengan yang lain. Karena, itu suatu hal yang biasa didalam kompetisi," pesan Akhyar.
(CSP)