"Kita minta semua pihak untuk ikut bersama sama mengempang peredaran narkoba di Palas ini. Dulu pemudanya dikenal cinta olahraga, kini bukan lagi akibat mudahnya masuk narkoba Palas,” kata Pimpinan Kantor Hukum DS & Partner di Sibuhuan, Senin (27/1).

Terbukti, ia menyebutkan, dalam kurun 1 tahun terakhir, narkoba menjadi kasus terbanyak di Pengadilan Negeri Sibuhuan. Akibat banyaknya pecandu narkoba tidak jarang membawa petaka bagi keluarga pelaku.

Donna mengatakan, akibatnya ekonomi lemah, terjadinya pertengkaran secara terus menerus dalam keluarga.

"Banyak anak usia dini di Kota Sibuhuan ini sudah mengenal narkoba. Pelajar tak lagi asing dengan narkoba, lem dan miras yang sebenarnya bisa menjerumuskan mereka ke lembah hitam. Fenomena ini semakin merebak dan sudah sangat memprihatinkan," sambungnya.

Sampai saat ini belum terlihat sama sekali gerakan nyata dari semua elemen untuk memerangi narkoba. Ia berharap agar Badan Narkotika Nasional (BNN) Pusat segera menempatkan kantor perwakilannya di Palas.

Sejak Polres Palas terbentuk di bawah pimpinan AKBP Djarot, beberapa bulan saja diresmikan sudah puluhan orang terjaring kasus Narkoba baik sebagai bandar, pemakai dan juga sebagai kurir.

Ia berpesan kepada semua organisasi kepemudaan, Karang Taruna, di desa desa, supaya ikut ambil bagian dalam memberantas peredaran narkoba.

(ATS/CSP)