Perayaan Cap Go Meh di Wisma Persahabatan Sport Centre, Jalan Talaud, Medan (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Medan, Akhyar Nasution mengatakan, Medan merupakan kota multikultural. Meski terdiri dari etnis dan agama berbeda, namun semua hidup rukun dan harmonis, termasuk suku Tionghoa.
Di momentum perayaan Cap Go Meh di Wisma Persahabatan Sport Centre Jalan Talaud Medan, Sabtu (8/2) malam, Akhyar mengajak warga suku Tionghoa untuk terus menjaga kerukunan dan keharmonisan. Juga ikut mendukung pembangunan di Kota Medan bersama seluruh lapisan masyarakat.
Disebutkan Akhyar, pembangunan yang dilakukan Pemko Medan saat ini dengan membangun peradaban kota melalui jalan budaya. Sebab, Medan merupakan kota yang multikultural dan beragam budaya. Untuk itu semua etnis dan agama yang ada harus ikut ambil bagian dalam pembangunan.
"Pemko Medan juga saat ini terus mencari situs-situs bersejarah yang ada di Medan. Kita telah memugar makam Datuk Kota Bangun. Akan menyusul makam Datuk Badiuzzaman Surbakti. Kita juga akan mempresentasikan kepada Gubernur Sumatera Utara rencana renovasi kawasan Kesawan," ungkapnya, ditulis
Analisadaily.com, Minggu (9/2).
Perayaan Cap Go Meh berlangsung meriah dan penuh rasa kekeluargaan. Acara juga dirangkaikan dengan perayaan 100 tahun Wisma Persahabatan. Perayaan Wisma Persahabatan juga akan diwarnai dengan penerbitan buku tentang sejarah masyarakat Tionghoa di Kota Medan.
Ferry Iskandar selaku Ketua Umum Wisma Persahabatan (WP) mengatakan, perayaan Cap Go Meh yang mereka laksanakan itu dirangkaikan dengan open house. Tahun ini WP memasuki usianya yang ke-100 tahun. Untuk merayakan usia ini, WP akan menerbitkan sebuah buku yang berisikan tentang sejarah masyarakat Tionghoa yang ada di Kota Medan.
"Semoga buku ini memberikan manfaat bagi generasi berikutnya. Menjadikan Kota Medan menjadi lebih baik, cantik dan indah merupakan keinginan kita bersama. Kami masyarakat suku Tionghoa yang ada di Kota Medan siap mendukung," ujarnya.
(RZD)