Mengenal Gampong Siem, Sentra Kerajinan Tenun Aceh

Mengenal Gampong Siem, Sentra Kerajinan Tenun Aceh
Plt. Ketua Dekranasda Aceh, Dyah Erti Idawati, menyerahkan bantuan alat menenun (Analisadaily/Muhammad Saman)

Analisadaily.com, Banda Aceh - Gampong (desa) Siem Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, dikenal sebagai sentra produksi kerajinan tenun Aceh. Di desa ini, secara turun temurun kemampuan menenun diwariskan kepada generasi penerus.

Dahlia, salah satu penenun di Gampong Siem, merupakan anak almarhumah ibunya, Maryamu Ali, atau akrab disapa Nyak Mu, salah seorang penenun tersohor di Gampong Siem.

Nyak Mu pernah menerima penghargaan Upakarti dari Presiden Soeharto pada tahun 1992, sebagai pengrajin yang berdedikasi tinggi melakukan berbagai upaya sangat luar biasa dalam pengembangan industri kecil dan menengah, serta membuka lapangan kerja.

"Almarhum Nyak Mu juga sudah pernah diundang ke istana negara," kata Dahlia, Senin (10/2).

Dahlia mengatakan, kerajinan tenun Aceh mulai digeluti Nyak Mu sejak tahun 1973. Saat itu, para pengrajin dari berbagai kabupaten/kota di Aceh juga datang belajar kepada ibunya. Tenun Nyak Mu mulai tersohor, baik ke tingkat nasional maupun internasional.

Namun, saat konflik bersenjata mendera Aceh antara tahun 1999 hingga 2004, produksi kerajinan tenun Nyak Mu sedikit melamban. Gampong Siem merupakan salah satu basis Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Musibah tsunami juga menjadi alasan produksi tenun Nyak Mu mulai menurun.

"Ibu meninggal dunia tahun 2009, dua tahun setelahnya kami mencoba memulai kembali usaha kerajinan tenun Aceh ini," ungkap Dahlia.

Dahlia sangat berterima kasih dan mengapresiasi bantuan Bank Indonesia untuk para pengrajin di desanya. Ia berharap, pemerintah juga bisa terus membantu para pengrajin, baik membina maupun memasarkan barang produksi.

"Selama 10 hari ke depan, saya dipercayakan Bank Indonesia melatih para pengrajin baru yang menerima bantuan," jelasnya.

Plt Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Aceh, Dyah Erti Idawati, mengapresiasi program pengembangan ekonomi kerajinan tenun yang dilakukan Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh.

Apresiasi disampaikan Dyah pada penyerahan bantuan sarana prasarana produksi dan pembukaan pelatihan dasar menenun, di Rumah Tenun Nyak Mu, Desa Siem, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar.

Melalui program tersebut, Bank Indonesia memberikan bantuan sarana prasarana produksi serta pelatihan dasar menenun kepada para pengrajin di tiga desa, di Aceh Besar.

"Bantuan ini tentu sangat membantu kerja Dekranasda, dan membantu mewujudkan visi Dekranasda Aceh, memberdayakan ekonomi pengrajin," sebut Dyah.

Istri Plt Gubernur Aceh ini berharap, sarana prasarana yang diberikan dapat membantu produktivitas pengrajin tenun, sehingga perekonomian mereka juga ikut meningkat. Ia juga mengingatkan para pengrajin yang akan dilatih dapat belajar dengan sungguh.

"Saya berharap, kerajinan tenun ini bisa digemari anak muda, terutama bagi mereka yang putus sekolah. Dengan demikian mereka bisa bekerja, dan mendapatkan penghasilan," harapnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Aceh, Zainal Arifin Lubis menyampaikan, sebanyak 29 orang pengrajin tenun di Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, diberikan bantuan sarana dan prasarana produksi, dan selama 10 hari ke depan mereka diberikan pelatihan.

"Ini momentum membangkitkan kembali kejayaan tenun di Aceh Besar. Dulu kerajinan tenun di Desa Siem ini sudah mendapat penghargaan Upakarti dari Presiden Soeharto," Zainal menandaskan.

(MHD/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi