Wakasat Binmas, AKP Kartolo mengungkapkan, para pelajar rentan menjadi pelaku atau korban bullying hingga penganiayaan.

“Kami berharap, jangan menjadikan teman untuk di-bully yang nantinya akan berakhir dengan kekerasan sehingga berujung ke ranah hukum, ini butuh peran orang tua dan guru, terutama guru di lingkungan sekolah,” kata AKP Kartolo saat menjadi Pembina Upacara di SMA Negeri 3 Banda Aceh, Senin (24/2).

Menurutnya, di wilayah luar Kota Banda Aceh, banyak masyarakat yang sudah membuat laporan atas kasus kekerasan yang melibatkan anak sekolah, baik sebagai korban maupun sebagai pelaku.

“Lingkungan anak sekolah sangat berpengaruh, terutama media sosial,” kata AKP Kartolo lagi.

Dalam amanat pembina upacara menyampaikan, selain tindakan Bullying, juga disosialisasikan bahayanya narkoba serta pergaulan bebas.

Bullying atau penindasan adalah penggunaan kekerasan, ancaman atau paksaaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain.

Hal itu meliputi pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan bisa diarahkan berulang pada korban tertentu atas dasar agama, kemampuan, gender, ras dan lain sebagainya.

Bullying merupakan aktivitas yang dilakukan dengan tujuan memojokkan orang lain dengan nada merendahkan, mengolok-olok hingga kekerasan fisik.

Biasanya, kata AKP Kartolo, bullying terjadi bukan karena marah atau konflik yang tak terselesaikan, akan tetapi lebih untuk menunjukkan rasa superioritas atau dengan kata lain untuk menunjukan, pelaku yang paling kuat dan punya hak untuk merendahkan, menghina atau bertindak semena-mena pada orang lain.

(MHD/CSP)