"Mungkin banyak dari mereka yang bisa membaca tentang teori ideologi organisasi Al-Washliyah. Tapi tidak banyak kader yang merasakan betul ruh perjuangan dalam membesarkan organisasi warisan ulama ini," ujarnya kepada Analisadaily.com, Kamis (27/2) di Arena Muswil XIII Al-Washliyah Sumut, Danau Toba, Parapat.

Hafiz menegaskan, pemimpin Al-Washliyah Sumut haruslah orang-orang yang benar-benar berproses dari bawah.

"Merasakan pahit getirnya membesarkan organisasi ini. Adakah orang itu, saat ini? Ada. Dialah Dedi Iskandar Batubara," ujar Abdul Hafiz Harahap yang pernah mendampingi Dedi sebagai sekretaris di Ikatan Putri Putri Al-Washliyah Sumatera Utara.

Hafiz mengenal betul bagaimana jatuh bangun Dedi dalam membesarkan organisasi, sayap organisasi Al-Washliyah. Karenanya ia tak rela bila Al-Washliyah dipimpin oleh mereka yang bukan kader murni.

"Kita bukan menafikan pengorbanan dan perjuangan mereka, tapi selagi masih ada sosok yang kita anggap mampu, kenapa tidak itu (kader murni) yang kita dahulukan?," katanya.

Sebagaimana diinformasikan sebelumnya, agenda Muswil XIII Al-Washliyah Sumut yang utama adalah memilih ketua periode selanjutnya.

Nama Dedi Iskandar Batubara menjadi calon yang terkuat dari kandidat lainnya. Hal itu mengingat Dedi Iskandar Batubara memang benar-benar mewakafkan dirinya untuk organisasi yang telah melambungkan namanya itu.

"Pada pembukaan muswil, kami semua terharu saat Dedi Iskandar Batubara terisak, menangis tersedu saat menyanyikan lagu Hymne Al-Washliyah. Dia terharu dengan tulus. Dari peristiwa itu, maka harusnya kita memiliki nurani, siapa yang pantas dipilih sebagai pemimpin kader Al-Washliyah mendatang. Semoga Allah merdihoi," tegas kandidat doktor dari UINSU itu.

Agenda pemilihan Ketua Al-Washliyah sendiri akan digelar malam hari, saat ini para ratusan peserta Muswil XIII Al-Washliyah Sumut sedang membahas tata tertib. Berdasarkan informasi, sedikitnya ada 300 suara yang akan diperebutkan.

(BR)