Ambil Langkah ‘Gambling’ untuk Tetap Bertahan

Ambil Langkah ‘Gambling’ untuk Tetap Bertahan
pengusaha kuliner, Indra Buana Sinaga di Kota Lubukpakam, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara. (Analisadaily/Amirul Khair)

Analisadaily.com, Lubukpakam - Imbas merebaknya wabah virus Corona menyebabkan semua sektor perekonomian melemah. Tak terkecuali dunia usaha kuliner yang tumbuh pesat seperti jamur dimusim hujan dalam kurun waktu setahun terakhir.

Kondisi ini diakui pengusaha kuliner, Indra Buana Sinaga yang sudah mengembangkan usaha kafe ‘Baristo” sejak 3 tahun terakhir di Kota Lubukpakam, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara.

“Sangat-sangat berefek. Pelaku UKM dan khususnya lagi seperti kami dibidang kuliner, pasti sangat berefek,” kata Indra kepada Analisadaily.com, Kamis (9/4).

Kondisi tersebut disebabkan masyarakat mengalami kekhawatiran bisa terpapar wabah virus Corona bila bersinggung dengan orang banyak yang menjadi model fasilitas kafe tempat duduk dan berkumpul.

Apa lagi pemerintah mengeluarkan kebijakan kepada masyarakat untuk tetap berada di rumah bila tidak ada keperluan penting dan tidak beraktivitas yang bersifat keramaian dan berkerumun seperti suasana normal.

Sejumlah usaha kuliner di Kabupaten Deliserdang termasuk Kota Lubukpakam, mengalami penurunan pendapatan dampak wabah virus Corona. Imbas itu tidak bisa dihindari karena bersifat global dialami semua sektor perekonomian dan usaha.

Banyak pula usaha kuliner dan bidang lainnya terpaksa mengambil kebijakan mulai dari menutup sementara usahanya sampai mengurangi karyawannya bahkan membatasi produksi agar tidak ‘gulung tikar’.

Langkah “Gambling’

Menyiasati situasi dan imbas dari ancaman kerugian lebih besar termasuk bisa tetap bertahan menjalankan bisnis kulinernya, Sinaga mengaku mengambil langkah berani untuk melakukan ‘gambling’ (pertaruhan) dengan tetap membuka usahanya.

Ia menyadari, orang akan menilai langkahnya itu sebagai ‘kekonyolan’ yang tidak memahami managemen bisnis. Umumnya sebuah usaha tentu berorientasi kepada keuntungan, bukan ‘kebuntungan’ alias rugi.

Sebelumnya Sinaga pernah mengambil keputusan menutup sementara selama sepekan usahanya dan ‘merumahkan’ setengah dari karyawannya. Langkah yang diambilnya itu ternyata berdampak risiko lebih parah terhadap keuangannya.

Untuk tidak lebih besar kerugian yang dialaminya ke depan, ia akhirnya tetap membuka usahanya itu,bahkan mempekerjakan lagi karyawannya. Perhitungannya, bila ia tutup, maka brand usahanya akan redup dan untuk memulihkannya kembali, butuh usaha lebih kencang termasuk biaya membangun kembali imej brand itu.

“Seperti mesin, kalau sudah lama tak dipakai, maka akan rusak juga. Dan sulitnya, karena karatnya menebal, cara mengoperasionalkannya pun akan sulit pula,” ungkapnya.

Langkahnya tetap beroperasi bukan tanpa risiko. Namun ia yakin langkahnya akan tetap bisa mempertahankan usahanya. Risiko lebih banyak kerugian jelas tampak di mata. Tapi langkah ini tetap harus dilakukan karena sudah menjadi risiko terjun di dunia usaha.

“Risikonya ada dua. Kalau tak tak telungkup (bangkrut), telentang (bisa bertahan bahkan menguntungkan). Babak belur pasti itu risiko,” ucapnya.

Untuk tetap bertahan, Sinaga mengaku, mempergunakan dana simpanannya (saving). Selain untuk tetap mempertahankan usaha yang sudah dirintisnya bersama keluarga, rasa kemanusiaannya terusik dengan nasib karyawannya yang selama ini sudah membantu membangun usahanya tersebut.

“Dengan tetap bertahan, nasib karyawan-karyawan kita bisa tetap bertahan dengan penghasilannya. Inilah dunia usaha. Kadang kita bisa berlebih, kadang pas-pasan risiko rugi juga sudah pasti dihadapi,” urai Sinaga.

Namun ia optimis, langkah gambling yang diambinyal dalam situasi wabah virus Corona yang belum tahu kapan berakhir, akan membuat usahanya mampu bertahan bahkan lebih maju.

“Yakin bisa bertahan bahkan lebih maju. Pastinya, banyak berdoa kepada Yang Kuasa agar vrus Corona ini cepat berlalu,” tutur Indra penuh harap.

(AK/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi