Omzet Pedagang Pakaian Turun 80 Persen

Omzet Pedagang Pakaian Turun 80 Persen
Omzet pedagang pakaian turun drastis. (Analisadaily/Amirul Khair)

Analisadaily.com, Deliserdang - Sejumlah pedagang pakaian dan kain serta perlengkapan Idulfitri 1441 H mengalami penurunan omzet penjualan. Meski tetap ada pembeli, namun pendapatan mereka mengalami penurunan tajam mulai 50 sampai 80 persen dibandingkan Idulfitri tahun lalu.

Erwin pedagang pakaian khusus anak-anak di Kota Lubukpakam, Kabupaten Deliserdang, kepada Analisadaily.com, Rabu (27/5) mengeluhkan penurunan tajam di atas 70 persen bahkan sulitnya mendapat pasokan barang dari Kota Jakarta dibandingkan Idulfitri tahun lalu.

Penurunan tajam pendapatannya Idulfitri tahun ini bukan saja karena faktor corona dan daya belum masyarakat yang melemah. Tapi dampak pasokan barang dari Jakarta mengalami kesulitan dalam pengiriman. Bahkan lebih dari itu, barang justru tidak ada sehingga persediaan untuk memenuhi keinginan konsumen tidak bisa terpenuhi.

"Sejak bulan Februari sudah terasa. Selain akibat Corona ini, daya beli masyarakat juga. Gak ada pun barang," ungkap Erwin.

Erwin menambahkan, selama ini pasokan pakaian khusus anak-anak dipesannya dari Kota Jakarta. Akibat Jakarta menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pengiriman mengalami kesulitan bahkan barang tidak ada untuk dipesan.

Biasanya setiap awal Ramadan masyarakat sudah banyak menyerbu tokonya untuk membeli aneka pakaian anak dan puncaknya terjadi dua pekan sebelum Idulfitri. Namun untuk Idulfitri tahun ini ia harus mengelus dada, bersabar karena tidak bisa menikmati panen rutin setiap tahun dari usahanya.

Ungkapan serupa juga dilontarkan pedagang pakaian semua jenis umur Novi di lokasi Pasar Kota Lubukpakam. Dengan sedikit memelas ia mengungkapkan keluhan hatinya karena sepinya pembeli.

"Sepi. Gak banyak yang belanja Idulfitri tahun ini, " ungkapnya.

Dampak pandemi corona menyebabkan daya beli masyarakat menurun tajam dan berbanding terbalik dengan keuntungan yang mereka raih dari penjualan pakaian dan kain setiap hari raya Idulfitri tiba. Bahkan penurunannya itu di atas 70 persen dari tahun sebelumnya sehingga dampaknya sangat dirasakan.

Novi mengaku, toko miliknya yang menyediakan pakaian muslim dan jenis lainnya sangat sepi didatangi pembeli. Bahkan usahanya yang biasa mempekerjakan 4-5 orang dan dibantu suaminya melayani pembeli setiap kali jelang Idulfitri, hanya mempekerjakan seorang asisten.

Meski ia sudah memprediksi turunnya daya beli masyarakat pada Idulfitri tahun ini, tapi penurunannya jauh dari yang diperkirakan yakni mencapai 80 persen.

Kondisi itu dipahami Novi mengingat perekonomian masyarakat melemah dampak dari pandemi corona sejak 4 bulan terakhir sehingga persiapan merayakan Idulfitri pun tidak seperti masa normal yang selalu mendatangkan untung besar dari usahanya.

Hal senada juga diungkapan pedagang kain, Irwan. Tokonya yang juga berada di Kota Lubukpakam mengalami penurunan omzet sangat mencolok dari Idulfitri tahun sebelumnya.

Ia memperkirakan penurunan usahanya mencapai 50-60 persen sehingga keuntungannya tidak sebanyak yang didapatnya seperti Idultri tahun lalu.

"Sepi kalilah. Jauh kali dari tahun lalu. Antara 50-60 persen," tegasnya.

(AK/BR)

Baca Juga

Rekomendasi